Mon, 9 September 2024

Syair Hidup

Reporter: M. Dudan Darmawan/Kontributor | Redaktur: | Dibaca 227 kali

Fri, 22 May 2020
sastra
Ilustrasi: materi.co.id

Aku? Sastra.

Terbentuk oleh darah dan derita.

Aku? Sastra.

Tersusun oleh kata yang terbata-bata.

 

Kalimat indahku kusematkan untuk kaum-kaum yang tertindas.

Sebagai bukti pembelaan akan hak mereka yang dirampas.

Biarkan malam hinggap lebih lama!

Memberi waktu istirahat sebelum pagi datang membawa derita.

 

Rengekan bayi terdengar di malam hari.

Susunya habis dan tak terbeli lagi.

Keluh kesah orang tua membuat dahi mengkerut.

Melawan dengan suara yang diakhiri dengan menuntut.

 

Siang tiba di balik jalan yang berlubang.

Mengeraskan kaki dan pijakan agar tak cepat tumbang.

Sayangnya siang tak  memberi hasil.

Pulang ke rumah dengan pakaian yang kumuh dan dekil.

 

Aku sempat meminta kepada tuhan untuk mati.

Namun bagaimana nasib mereka? Sementara aku yang mereka nanti.

Mereka meminta untuk aku berumur panjang.

Mengharap jadi penopang di saat badai mulai menerjang.

 

Aku? Sastra.

Terbentuk oleh darah dan derita.

Aku? Sastra.

Menunggu mati di bawah lentera.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments