Wed, 9 October 2024

Photo Story, Bidikan Sebuah Realita

Reporter: Awallina Ilmiakhanza | Redaktur: Maulida Madini | Dibaca 314 kali

Mon, 7 November 2016
Aditya Herlambang Putra (kanan) berbagi pengalamannya dalam pembuatan photo story dalam Bincang Persma, Sabtu (5/11) di Kafe Kaka Jalan Tirtayasa No 49 Bandung. Photo story tidak hanya sekadar memotret, namun juga mengemas foto sedemikian apik dengan impact yang jelas. (Kontributor/Ridwan Alawi).
Aditya Herlambang Putra (kanan) berbagi pengalamannya dalam pembuatan photo story dalam Bincang Persma, Sabtu (5/11) di Kafe Kaka Jalan Tirtayasa No 49 Bandung. Photo story tidak hanya sekadar memotret, namun juga mengemas foto sedemikian apik dengan impact yang jelas. (Kontributor/Ridwan Alawi).

Jurnalposmedia.com – Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) menggelar kegiatan Diskusi Pers Mahasiswa pada hari Sabtu, (05/11) di Kafe Kaka Jalan Tirtayasa No. 49 Bandung.

Pewarta foto Indonesia, Aditya Herlambang Putra mengatakan bahwa sebuah penyampaian pesan idealnya memiliki sebuah nilai. Faktanya, banyak pewarta yang mengalami perang batin saat tengah membidik momen yang berpegang pada realita. Lebih lanjut, sebuah media saat menayangkan gambar tentunya harus mengandung kejujuran.

Photo story menjadi sebuah karya andalan bagi sebagian kalangan Pewarta Foto Indonesia. Photo story berbeda dengan photo essay yang lebih didominasi kepada subjektif sedangkan photo story terasa lebih kental kepada sebuah realita.

Aditya juga berbagi pengalamannya menemukan gagasan photo story. Menurutnya, sebuah ide muncul secara tidak sengaja namun tetap terkonsep. Photo story berbeda dengan spot newsdimana sebuah foto dirangkai berpadu dengan informasi yang digali lebih dalam. Sedangkan spot news merupakan sebuah momen yang bisa didapat seketika.

“Seorang pewarta foto menyampaikan bukan hanya untuk kepentingan,” jelas Aditya, Sabtu (5/11).

Ia menambahkan banyak tantangan yang dihadapi oleh seorang pewarta, pertama mengenai penguasaan masalah, kedua mengenai pendekatan personal. Kebanyakan secara alamiah timbul rasa haru, terlebih saat mengambil sebuah foto human interest. Hal tersebut disampaikannyadalam Bincang Persma di Jalan Tirtayasa No 49 Kota Bandung.

“Dalam penggarapan photo story, impact yang didapat harus jelas. Kemudian mempertimbangkan seberapa penting konten itu dibuat,” tandasnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments