JURNALPOSMEDIA.COM–Belakangan, pemerintah tengah gencar-gencarnya memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke antero dunia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kini, pencak silat, seni bela diri asli Kepulauan Nusantara yang pertama kali dipertandingkan di Asian Games 2018 Jakarta Palembang Agustus lalu, diperkenalkan ke Sale, Maroko.
Bakal berlangsung selama dua bulan terhitung 8 September – 7 November mendatang, program tersebut menggandeng mahasiswa semester 7 jurusan Jurnalistik UIN Bandung, Al Fadhilla Auliya Ar Rahman dan rekannya yang merupakan mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo asal Jawa Tengah, Muhammad Ali Muzajjad. Keduanya dipercaya mewakili Indonesia untuk memperkenalkan pencak silat tapak suci di negara beribukota Rabat yang dijuluki Negeri Seribu Benteng itu.
Pria kelahiran Bandung yang akrab disapa Fadhil ini, meneruskan jejak kakaknya Azzimam Auliya Ar Rahman yang sebelumnya pernah menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkenalkan pencak silat di Tunisia, Uzbekistan, dan Kyrgistan. Di Maroko sendiri, pencak silat sempat berkembang dan digemari warga negaranya. Namun, dikarenakan tak ada lagi penerus yang mumpuni, akhirnya pencak silat di Maroko mati.
Melalui program tersebut, Fadhil dan rekannya bertekad mengaktifkan kembali serta mengajak warga asli Maroko untuk bersama-sama melestarikan dan mencintai pencak silat. “Kita ingin memperkuat bahwa pencak silat itu milik Indonesia di UNESCO. Targetnya, pencak silat bisa tembus di Olympic Games,” tutur pria yang bermoto hidup ‘Jangan bilang dunia itu sempit, kalau anda belum menjelajahi seluruhnya’.
Fadhil sedikit berbagi tentang pengalamannya selama berada di Maroko. Diantaranya mengenai respon positif warga lokal terhadap pencak silat. Kurang lebih 14 orang dewasa dan 10 anak turut berpartisipasi mendalami pencak silat. Selain itu, Fadhil pun mendapat banyak ilmu baru terkait sejarah peradaban islam. Khususnya, ketika ia berkunjung ke Chellah, dimana pernah menjadi tempat tinggal bangsa Romawi dan terdapat situs kerajaan dinasti islam.
Sebaik mungkin, Fadhil memanfaatkan keterlibatannya dalam program yang diharapkan membawa pencak silat semakin mendunia. Fadhil menaruh harapan besar terutama pada generasi muda Indonesia agar terus memberikan kontribusi positif dengan melestarikan dan memperkenalkan budaya negara kepada dunia. “Terus lanjutkan budaya yang sudah dibuat pendahulu kita. Kalau bukan kita, siapa lagi,” tutupnya.