Sun, 9 February 2025

5 Risiko di Balik Fitur Pay Later yang Memanjakan

Reporter: Hanisa Sutoyo | Redaktur: Siti Barkah | Dibaca 423 kali

Sat, 19 February 2022
Ilustrator : Hanisa Sutoyo

JURNALPOSMEDIA.COM – Teknologi keuangan hadir menawarkan berbagai fitur yang memudahkan kita untuk melakukan transaksi secara online, seperti startup yang menyediakan layanan pay later. Fitur ini menawarkan kemudahan dalam sistem pembayaran suatu barang dengan cara cicil.

Bagi generasi milenial yang dinilai cenderung konsumtif, mungkin dapat memberikan banyak keuntungan. Namun, tidak dapat dipungkiri terdapat risiko yang besar dari  penggunaan fitur tersebut apabila kita tidak menggunakannya dengan bijak.

Melansir dari data organisasi global yang menyediakan jasa assurance, tax, dan advisory, Grant Thornton, terdapat lima risiko ketika kita tidak bijak dalam mengelola fitur pay later, berikut di antaranya:

  1. Mendorong Perilaku Konsumtif

Ketika seseorang merasa semakin dimudahkan dalam melakukan transaksi jual beli, tanpa sadar ia akan terus-menerus berbelanja.

  1. Terdapat Biaya yang Tidak Disadari

Ketika kita sudah mengaktifkan fitur pay later untuk berbelanja, akan ada beberapa biaya tambahan, seperti bunga cicilan dan biaya lainnya.

  1. Arus Kas Terganggu

Jika kita tidak pandai mengelola keuangan, tentunya keadaan finansial akan terganggu. Tak jarang banyak dari kita yang terlilit hutang atau cicilan menumpuk.

  1. Tunggakan Transaksi Pay Later Bisa Menodai Reputasi Kredit

Ketika kita telah mengajukan kredit atau cicilan tetapi tidak bisa membayarnya dengan tepat waktu, maka tagihan itu dapat membuat reputasi kredit menjadi buruk.

  1. Peretasan Identitas

Meski dunia digital sudah berkembang, tidak memungkinkan kejahatan cyber menghilang. Mereka masih sangat mampu untuk meretas identitas kita yang terdaftar di aplikasi.

Itulah beberapa risiko yang bisa muncul apabila kita lalai dalam menggunakan fitur pay later pada aplikasi jasa keuangan.

Memang banyak sekali kemudahan yang ditawarkan, akan tetapi kita harus selalu bijak dalam mengelola keuangan agar tidak memberikan dampak buruk pada kondisi finansial kita ke depannya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments