JURNALPOSMEDIA.COM – Teknologi keuangan hadir menawarkan berbagai fitur yang memudahkan kita untuk melakukan transaksi secara online, seperti startup yang menyediakan layanan pay later. Fitur ini menawarkan kemudahan dalam sistem pembayaran suatu barang dengan cara cicil.
Bagi generasi milenial yang dinilai cenderung konsumtif, mungkin dapat memberikan banyak keuntungan. Namun, tidak dapat dipungkiri terdapat risiko yang besar dari penggunaan fitur tersebut apabila kita tidak menggunakannya dengan bijak.
Melansir dari data organisasi global yang menyediakan jasa assurance, tax, dan advisory, Grant Thornton, terdapat lima risiko ketika kita tidak bijak dalam mengelola fitur pay later, berikut di antaranya:
-
Mendorong Perilaku Konsumtif
Ketika seseorang merasa semakin dimudahkan dalam melakukan transaksi jual beli, tanpa sadar ia akan terus-menerus berbelanja.
-
Terdapat Biaya yang Tidak Disadari
Ketika kita sudah mengaktifkan fitur pay later untuk berbelanja, akan ada beberapa biaya tambahan, seperti bunga cicilan dan biaya lainnya.
-
Arus Kas Terganggu
Jika kita tidak pandai mengelola keuangan, tentunya keadaan finansial akan terganggu. Tak jarang banyak dari kita yang terlilit hutang atau cicilan menumpuk.
-
Tunggakan Transaksi Pay Later Bisa Menodai Reputasi Kredit
Ketika kita telah mengajukan kredit atau cicilan tetapi tidak bisa membayarnya dengan tepat waktu, maka tagihan itu dapat membuat reputasi kredit menjadi buruk.
-
Peretasan Identitas
Meski dunia digital sudah berkembang, tidak memungkinkan kejahatan cyber menghilang. Mereka masih sangat mampu untuk meretas identitas kita yang terdaftar di aplikasi.
Itulah beberapa risiko yang bisa muncul apabila kita lalai dalam menggunakan fitur pay later pada aplikasi jasa keuangan.
Memang banyak sekali kemudahan yang ditawarkan, akan tetapi kita harus selalu bijak dalam mengelola keuangan agar tidak memberikan dampak buruk pada kondisi finansial kita ke depannya.