JURNALPOSMEDIA.COM-Pemimpin dapat terlahir dimana saja dan kapan saja, salah satunya dialami oleh Mohamad Abdul Malik, atau orang-orang biasa memanggilnya Malik, mahasiswa UIN Bandung jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Berawal dari informasi salah satu temannya, Malik menjadi salah satu dari 30 orang ajudan Gubernur Jawa Barat yang telah menyisihkan 537 orang pesaingnya.
Jabar Future Leader adalah program yang diikuti lelaki berusia 23 tahun ini. Program tersebut mengajak seluruh millenial belajar bagaimana sistem pemerintahan pada era ini, bagaimana gubernur bekerja dan bagaimana gubernur mengambil keputusan. “Karena pekerjaan gubernur tidak seindah yang terlihat di instagram,” ucapnya.
Program ini bertujuan untuk menghasilkan ajudan gubernur yang bertugas selama satu minggu penuh. Tidak semata-mata memenangkan jackpot, terpilihnya Malik menjadi ajudan gubernur tentu saja melewati beberapa tahap. Tahap tersebut terbagi menjadi dua. Pertama adalah essay dan tahap kedua adalah video.
Kedua tahap tersebut menceritakan motif para peserta untuk menjadi ajudan gubernur. Dengan kecerdikannya, Malik memilih tema literasi media.
“Karena backround saya jurnalistik, saya ingin belajar dan berkontribusi kepada masyarakat lewat literasi media,” ucapnya lagi ketika ditemui Jurnalposmedia pada Sabtu (23/03/2019).
Malik juga menambahkan, panitia penyeleksian mungkin memilih para ajudan gubernur dari postingan instagram pribadi. Hal tersebut karena postingan instagram seperti menggambarkan pemilik akun tersebut.
Bertugas pada tanggal 13 sampai 19 Mei, otomatis Malik masih memiliki tugas mahasiswa aktif. Akan tetapi ia mengatakan dalam mengerjakan sesuatu, harus ada yang dikorbankan.
“Dalam melaksanakan apapun kita harus mengorbankan salah satu baik uang, keluarga, bahkan waktu,” ujarnya
Mengorbankan kuliah, Malik masih meminta izin kepada pihak kampus. Walaupun ia bertugas pada Mei mendatang, ia sudah mengetahui tugas utamanya ketika mendampingi gubernur selama satu minggu penuh. Mulai dari mengarahkan jalan, mengarahkan duduk sang gubernur, bahkan sampai mengatur jadwalnya.
Malik selalu beranggapan bahwa menjadi ajudan gubernur akan dipenuhi dengan diskusi-diskusi. Meskipun tidak sesuai dengan ekspektasinya, Malik tetap menikmati karena menurutnya menjadi itu kepuasan tersendiri. Hal tersebut juga menjadi pembuktian apakah Gubernur Jawa Barat sesuai dengan apa yang dibicarakan masyarakat selama ini.