JURNALPOSMEDIA.COM – Mural Fest adalah kegiatan melukis yang langsung diaplikasikan di dinding dengan menggunakan perpaduan warna yang indah. Kegiatan ini berlangsung di Samara Building, Jalan Rancabolang Blok A-B No. 152, Manjahlega, Rancasari, Bandung dari pukul 08.00-12.00 WIB. Sabtu (8/8/2020).
Kegiatan tersebut dihadiri berbagai kalangan, mulai dari Camat Buah Batu, Camat Rancasari, Ketua Karang Taruna, perwakilan sponsor Propan The Paint Spesialist, Anggota DPRD Jawa Barat Dapil 5, dan awak media. Adapun yang tak kalah penting adalah kehadiran seniman mural terpanjang di dalam maupun luar negeri, John Martono.
Karang Taruna Margahayu Raya menjadi pelopor Mural Fest yang bertujuan untuk mendongrak perekonomian para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) daerah setempat. Chief Executive Officer (CEO) Infomrraya, Pratama menilai kegiatan satu ini sangat penting dan berarti bagi kemajuan UMKM di Margahayu Raya.
“Diharapkan semua UMKM Margahayu Raya dapat berkolaborasi dengan baik. Sehingga tidak hanya memamerkan produk tetapi harus sampai ke titik pemasaran dan legalitas. Serta, tetap menjunjung nilai dari warga, oleh warga, dan untuk warga,” tuturnya kepada Jurnalposmedia.
Target pemasaran produk UMKM ini 80% online dan 20% offline. Target jangka panjangnya, produk UMKM di daerah ini dapat bersaing dan terkenal di dalam maupun luar negeri. Pengampanyean untuk mencintai produk dalam negeri juga menjadi titik fokus dalam acara ini.
“Tetap cintai dan dukung produk-produk lokal,” tutur Manajemen Regional Propan, Abi Pamungkas. Lebih lanjut, anggota DPRD dapil 5 Komisi D, Upep menilai bahwa legalitas sangat diperlukan agar target yang diharapkan dapat tercapai.
“Saya sangat mengapresiasi tema yang diusung dalam acara ini. Maka saya akan mendorong untuk mempermudah UMKM dalam proses mencapai legalitas,” katanya.
Berkreasi dan Berekspresi Lewat Mural
John Martono memimpin langsung kegiatan mural untuk ruang UMKM. Kurang dari 10 menit, ia dapat menyelesaikan sketsa yang kemudian dilanjutkan oleh partisipan. John juga memberikan kebebasan agar partisipan dapat berkreasi dalam memberikan warna yang cocok.
“Sebenarnya untuk inspirasi melukis itu menyesuaikan dan yang paling dekat adalah unsur alam sehingga saat ini saya membuat komposisi abstrak. Meski abstrak, tetapi tetap ada yang dikenali seperti daun, bunga, pohon, dan lain sebagainya,” ungkapnya.
“Saya yakin kolaborasi ini akan menghasilkan karya abstrak yang indah. Kreativitas yang diwadahi dapat memicu pengekspresian seseorang dalam berkarya,” tambah Crew Fotografi, Faza Ahmad. Hingga tidak sedikit anak usia dini yang ikut “berperang” dengan warna pilihannya dalam kegiatan ini.
Melihat hal tersebut, John mengungkapkan, seharusnya tugas kita sebagai orang yang lebih dewasa menyediakan fasilitas agar anak-anak dapat mengembangkan kreativitasnya. Seperti diajak ke pameran, event-event, atau pun galeri guna mendongkrak ide-ide terpendam.
“Kegiatan ini sebagai wadah untuk mengekspresikan sebuah ide dan kreativitas, jarang-jarang ada kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak usia dini. Anak saya antusias sekali ketika diberitahu ada acara ini karena memang dia suka sekali melukis. Oleh karenanya, saya dukung untuk menimbulkan rasa kepercayaan diri yang tinggi,” kata salah satu orangtua partisipan cilik, Mela.
“Saya lebih suka melukis di dinding, membuat doodle ataupun karya abstrak”, sambung salah satu partisipan cilik, Amora. Dalam hal ini, John sangat mengapresiasi pertisipan cilik tersebut. Ia menilai, tidak seharusnya anak-anak yang mencoret-coret dinding rumah itu dilarang. Siapa tahu, kata John, dia memiliki jiwa seni yang tinggi.
“Saya pribadi lebih baik membeli cat putih yang tak seberapa dibanding harus melarang-larang anak dalam berkreasi. Dukung saja dulu karena anak berkembang dalam fase-fasenya. Kan tidak mungkin jika sudah besar tetap mecoret-coret sembarangan, pasti coretannya itu sudah berbentuk seperti lukisan yang abstrak atau pun bertema,” tuturnya.
John mengaku ingin bekerja sama dengan siapa pun, sehingga kehadiran mural di tempat umum dapat menjadi milik bersama dan menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi banyak orang. Menurutnya, salah satu cara menebar kebaikan dapat dilakukan melalui seni.
Pihak yang menghadiri kegiatan mengaku sangat mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan mulai dari sebelum hingga acara Mural Fest berlangsung. Begitupun dengan anak muda setempat yang memiliki ide luar biasa untuk memajukan perekonomian daerahnya.
Termasuk di dalamnya proses pembuatan ruang UMKM dengan kreasi mural, “Kegiatan yang berorientasi untuk dapat survive di tengah pandemi ini semoga bisa diadaptasi oleh kecamatan-kecamatan lainnya,” ujar Ketua Karang Taruna, Andri.
Kegiatan Mural Fest ditutup dengan penyerahan plakat kepada John Martono yang diserahkan oleh Owner Samara Building, Ika. Terpantau selama acara berlangsung, semua pihak yang terlibat tetap mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku. Mulai dari cek suhu, mengenakan masker, dan jaga jarak.