JURNALPOSMEDIA.COM-Diraihnya nilai A oleh UIN Bandung dalam Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) di tahun ini, tidak serta merta membuat mahasiswanya terlena dalam euforia. Merebaknya pemberitaan mengenai dugaan pelecehan seksual mahasiswi UIN Bandung menjadi bahan kritik. Komite Aksi UIN Bandung menggelar Aksi Kamisan Rutin untuk menyerukan tuntutan mereka agar kasus ini dapat diusut tuntas, Kamis (28/3/2019).
Anggota Komite Aksi UIN Bandung, Muhammad Dikri Multajam mengatakan dibalik kebanggaan atas prestasi yang diraih kampusnya, masih ada hal yang perlu dievaluasi, “Mungkin banyak kawan-kawan civitas akademika sudah mengetahui beredarnya video (pemberitaan mengenai pelecehan mahasiswi) itu seperti apa, dan itu bukan hal baru,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyesalkan adanya oknum dosen yang dinilai tidak beretika kepada mahasiswinya, terlebih saat mahasiswi membuka suara justru mendapat intimidasi.
Aksi yang digelar di depan tugu Kujang UIN Bandung ini, berusaha menuntut tercapainya kelembagaan yang dapat mengurus kasus tersebut dengan adanya keterlibatan mahasiswa di dalamnya.
“Jika sudah tercapai kelembagaan yang mengurusi tentang pelecehan seksual ini, kenapa tidak ada unsur mahasiswa yang dilibatkan, supaya lebih objektif?” tanya Dikri yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Presiden Mahasiswa Dema UIN Bandung.
Selanjutnya, Komite Aksi UIN Bandung juga tidak lupa untuk membahas isu-isu nasional seperti halnya pelanggaran HAM, termasuk kasus Munir dan Novel Baswedan yang tidak kunjung tuntas. Sebagai wujud aksi nyata, mereka berusaha untuk mengakomodir massa sebanyak-banyaknya dan menyesuaikan aksinya sesuai dengan situasi dan kondisi.