JURNALPOSMEDIA.COM– Kopi asal Jawa Barat yakni Kopi Palintang yang ditanam dari ketinggian 1550 meter di atas permukaan laut tersebut, berhasil menembus pasar Internasional di sejumlah negara, diantaranya Swedia, Jepang dan Malaysia.
Tumbuh di area hutan Gunung Palintang, Jawa Barat. Kopi Palintang mulanya dikenalkan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat, jenis kopinya termasuk dalam jenis kopi Arabika yang berasa asam, pahit dan vanila.
Ketua Kelompok Tani Hutan Amin (59), mengatakan Kopi Palintang mulanya berdiri sejak 1999 silam. “Pada awalnya saya hanya mencoba menanam kopi di area hutan, kemudian panen dan saya coba perluas penanam kopi hingga 50 hektar, setelah itu alhamdulilah membentuk kelompok tani hutan dan akhirnya dikenalkan publik sejak 2005,” tegasnya.
Ia mengatakan saat ini ada 130 orang yang bergabung dalam kelompok tani hutan dikawasan gunung Palintang yang terdiri dari laki-laki 80 orang dan perempuan 50 orang.
“Kopi Palintang ini bertujuan melestarikan hutan kemudian berkembang untuk membangun mensejahterakan petani dikawasan Gunung Palintang, Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung,” kata Amin saat ditemui Jurnalposmedia, Sabtu (21/7/2018).
Lebih lanjut, Amin mengungkapkan kopi palintang sendiri menghasilkan sekitar 50 sampai 60 ton tiap panennya, yang bertahap setiap 5 bulan sekali. Meskipun begitu, dalam prosesnya tidak ada metode khusus yang membuat kopi Arabika miliknya begitu istimewa dilidah para Q-grader Swedia.
Seperti petani pada umumnya, ia mengolah kopinya dengan tiga cara yaitu natural, honey (semi wash), dan full-wash. Sementara itu, Marketing Kopi Palintang Hendry mengatakan Kopi Palintang berbeda dengan kopi lainya. Kopi Palintang ini memiliki ciri khas karena tumbuh alami dan subur di area hutan gunung Palintang.
Hendry menuturkan dengan proses yang baik Kopi Palintang telah memiliki Specialty Coffee di Swedia bersama kopi lainnya, pada bulan Mei lalu. Untuk cita rasa Kopi Palintang ini tidak kalah dengan kopi lainnya seperti Kopi Puntang, Kopi Malabar dan Kopi Pangalengan.
“Alhamdulillah, selain di pasarkan di Bandung, Jakarta, Kutai, Surabaya, dan Bali. Kopi Palintang juga sudah dilirik di pasar eropa seperti Swedia, dan rencanaya bulan ini dipesan oleh Malaysia,” ungkapnya.
Untuk harga, Kopi Palintang jenis Fully wash dry hull Rp300 ribu per kilogram, Honey Rp450 ribu per kilogram, dan Natural Rp600 ribu per kilogram.
Hendry berharap bahwa pemerintah dalam hal ini ikut berpartisipasi demi membantu memasarkan produk, khususnya kopi asal Jawa Barat untuk terus mencapai Internasional. “Saya harap pemerintah supaya membantu para petani kopi dalam penyediaan alat dan membantu memasarkan kopi Jawa Barat agar di pasarkan ke Internasional demi memajukan kesejahteraan petani kopi,” pungkasnya.