Kulihat matanya menyala
Rahangnya mengeras
Napasnya tersenggal
Keringatnya bercucuran
Berlari ia berharap pintu tak rapat
Berdoa kuat dalam benak
Berjuta maaf yang tak sempat terucap
Terngiang kalimat jahat yang banyak terucap
Tuhan…
Ku dengar ia berteriak!
Memohon tunggu sejenak
Tapi terlambat
Meski dengan berani ia menghampiri
Terlalu berani
Ia lupa jika terlalu banyak kesempatan
Namun pintu sudah rapat
Ku dengar isak dari balik pintu merah
Wahai Tuhanku yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Engkaulah sebaik-baiknya penjaga
Ku titipkan anakku di sana