Mon, 17 March 2025

Sepi Pengunjung, Usaha Thrift di Detos Alami Pasang Surut

Reporter: Tsaniya Zahirah | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 695 kali

Tue, 16 July 2024
(Sumber foto: Tsaniya Zahirah/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM Dampak pandemi Covid-19, pengunjung Depok Town Square (Detos) kian menurun drastis. Mal yang kerap ramai dikunjungi berubah menjadi sepi yang mengakibatkan beberapa ruko tutup dan digantikan lapak baju thrift.

Tren pakaian thrift atau pakaian bekas semakin menjamur di Indonesia. Banyak orang memilih membuka usaha tersebut, salah satunya Detos yang kini justru diisi oleh para penjual thrift dengan model kekinian.

Salah seorang pengunjung, Imtiyaz Alifa mengatakan dirinya tertarik kembali mengunjungi Detos karena ramainya penjual baju thrift dengan model yang bagus dan kekinian.

Pertama kali tau itu dari sosial media. Awalnya kaget karena Detos yang tadinya sepi jadi ramai sama penjual baju thrift yang modelnya bagus-bagus dan style anak muda. Akhirnya ke sini setelah sekian lama,” ujarnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Minggu (14/7/2024).

Namun, seorang pemilik usaha pakaian bekas (thrift) berinisial NS mengatakan, pendapatan yang dihasilkan dari berjualan baju bekas di mal yang sepi itu tidak memiliki keuntungan yang menentu. Bahkan dirinya pernah tidak mendapatkan pemasukan selama tiga hari berturut-turut.

Saya baru berjualan disini akhir tahun 2023, sebelumnya berjualan di ITC Depok. Saat itu di sini mulai dipenuhi toko pakaian bekas yang ramai dikunjungi di waktu siang atau sore. Tapi kalau lagi hari biasa itu pelanggan mal sepi bahkan pernah tiga hari berturut-turut tidak ada pembeli. Untungnya harga sewa disini lebih murah dibandingkan tempat sebelumnya,” ucapnya.

Menurut penuturan NS, Detos sering mengadakan acara seperti lomba musik anak sebagai bentuk usaha menarik pengunjung. Akan tetapi, hal tersebut tetap tak mendorong pembeli untuk berbelanja di toko pakaiannya.

Acaranya ramai tapi pembelinya tetap sepi, mungkin hanya satu dua orang saja,” ungkapnya.

Tak hanya sepi pengunjung, jumlah penjual baju thrift yang melebihi angka 10 itu juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan pengunjung yang sedikit, mereka harus menjual pakaian yang lebih bervariasi dan menarik agar tak kehilangan pembeli.

Mereka menawarkan harga sangat murah untuk pakaian wanita, kaus, celana jeans hingga jaket yaitu dimulai dari harga Rp10.000–Rp50.000

Petugas Keamanan Detos, Daus menyebutkan pihaknya tetap memberikan pengawasan pada penjual pakaian thrift agar memberi kenyamanan bagi semua pihak.

“Yang penting mereka tertib, ikut aturan yang sudah diberikan dan disepakati di awal. Kita selalu memberi pengawasan agar mereka berada di tempatnya masing-masing dan tak menghalangi jalan,” ungkapnya.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments