JURNALPOSMEDIA.COM-Unit Kegiatan Jurusan (UKJ) Jurnalistik UIN Bandung, Teater Pena sukses menggelar pementasan “Sayang Ada Orang Lain The Orchestra”, Jumat (13/3/2020). Pertunjukan drama realis tersebut berkolaborasi dengan UKJ Paduan Suara Jurnalistik UIN Bandung, Riungan Suanten Jurnalistik (RSJ) dan Orches SanOhell, di Gedung Rumentang Siang, Bandung.
Pagelaran itu menjadi pertunjukan publik perdana untuk memperkenalkan Teater Pena kepada masyarakat luas. Tidak hanya itu, pertunjukan yang dipersiapkan selama 3 bulan tersebut turut menggaet sejumlah mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) dan komunitas musik dari Universitas Pasundan.
“Sayang Ada Orang Lain” merupakan naskah karya Utuy Tatang Sontani yang dipilih oleh Sutradara, Dani Ramdani karena dinilai selaras dengan kondisi masyarakat saat ini. “SAOL” mengisahkan sebuah keluarga miskin yang telah 5 tahun berumah tangga. Kesetiaan mereka diuji oleh peliknya realitas ekonomi dan sosial.
Tokoh utama Rafiq sebagai Suminta, Rodia sebagai Mini, Ole sebagai Haji Salim dan Vildry sebagai Mamad serta deretan pemeran “SAOL” lainnya, tampil begitu apik saat melakoni perannya. Rafiq mengungkapkan persiapan pentas diawali dari observasi hingga dirinya benar-benar menjelma menjadi sosok “Suminta”.
Perdana menjadi aktor, Rafiq mengaku bangga. “Bangga sekali bisa menjadi aktor pertama kali, pengalaman terbesar yang tidak akan pernah saya lupakan. Semoga untuk ke depannya bisa lebih baik dari ini,” ungkapnya. Tokoh “Suminta” juga pernah dilakoni oleh Taufik Effendi pada pementasan “SAOL” tahun 1970 silam. Kala itu, Taufiq mementaskannya bersama grup Teater Kecil yang dipimpin Arifin C. Noer.
“Teater adalah bahasa gerak, bahasa lisan dan bahasa tatapan. Pesan Bapak buatlah irama yang menarik dalam setiap pertunjukan. Betapa pahitnya, betapa buruknya, betapa hitamnya, pertunjukan itu tetap menebarkan keindahan. Orang tidak akan terkesan pada seluruh pertunjukan, tetapi orang akan terkesan oleh satu-dua kalimat yang kau ucapan dengan benar,” jelas Taufik Effendi saat ditemui crew Teater Pena, Senin (2/3/2020) lalu.
Beberapa penonton nampak menitikkan air matanya karena terharu oleh sajian cerita “SAOL”. Penonton, Evi dan Ima menuturkan banyak pesan yang dapat dipetik dari pertunjukan tersebut, seperti halnya saling menghormati dan membantu antara suami-istri. Pertama kali digelar, pementasan berdurasi dua jam itu mampu menarik atensi dan antusiasme penonton.
Evi dan Ima juga menyampaikan harapannya untuk Teater Pena. “Semoga Teater Pena bisa lebih berkembang, kalau bisa sampai go international. Pertunjukannya juga lebih ditertibkan lagi agar berjalan lebih lancar,” ujar mereka.
Selaku Sutradara, Dani berharap pesan yang disampaikan bisa tertuju khususnya kepada Millenial dalam menyikapi hubungan percintaan. “Bucin yang ideal adalah yang berdasar kejujuran, yang akan menumbuhkan esensi kesetiaan yang hakiki,” pungkasnya.