JURNALPOSMEDIA.COM – Pada wisuda yang ke-100, UIN memberikan penghargaan khusus bagi mahasiswa yang memiliki keterkaitan dengan angka 100. Salah satu penerimanya adalah Rangga Hadiansyah, seorang praktisi professional announcer yang telah menorehkan lebih dari 100 kali siaran.
“Aku dapet wisudawan yang sebagai wisudawan praktisi professional announcer yang udah siaran lebih dari 100 kali,” ungkap Rangga.
Dunia broadcasting, khususnya announcer, telah menjadi panggilan hati bagi Rangga sejak lama. Terinspirasi oleh kecintaannya mendengarkan radio, ia memulai kariernya ketika Radio RRI PRO 2 Bandung membuka lowongan.
“Awalnya aku coba-coba, literally aku bener-bener nyobain yang tadinya awalnya aku nyobain siaran jadi aku belajar siaran dan bisa siaran itu learning by doing,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Minggu (27/10/2024).
Menyeimbangkan kuliah dan karier sebagai announcer ternyata bukan perkara mudah. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah waktu.
“Aku harus manfaatin waktu sesempit mungkin. Kalau ada waktu luang aku harus bisa ngerjain tugas atau pun kemarin kayak skripsi dan lain-lain,” katanya.
Namun, semua tantangan tersebut terbayar dengan interaksi positif dari para pendengarnya.
“Ketika siaran aku didengar dan diperhatiin berarti aku lagi ngerasa beruntung banget,” ujarnya tentang momen paling berkesan selama siaran.
Untuk menjaga kualitas suara, Rangga menghindari minuman dingin atau manis dan memilih mengonsumsi air putih setiap hari. Dalam hal penyampaian, ia menggunakan gaya bahasa tutur agar pendengar merasa lebih dekat. Menurutnya, kunci kesuksesannya adalah konsistensi dan kepercayaan diri.
“100 kali siaran itu nggak mungkin diraih cuma dalam waktu satu, dua, tiga minggu, tapi dalam waktu bertahun-tahun,” ujar Rangga.
Dalam menghadapi perkembangan teknologi, Rangga optimis masa depan announcer masih cerah meskipun ada ancaman dari kecerdasan buatan (AI).
“Ada rasa yang berbeda ketika dipegang oleh AI dibanding dengan manusia asli,” tanggapnya.
Ia juga berpesan kepada mahasiswa yang tertarik terjun ke dunia broadcasting untuk tidak berfokus pada hasil terlebih dahulu, tetapi lebih menghargai prosesnya.
“Nikmatin dulu aja prosesnya, jangan pernah merasa kecil hati karena semua orang punya karakter masing-masing,” pesan Rangga.