Sun, 19 May 2024

Belajar Bersama Sejarah 1965

Reporter: Riyan Permana | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 318 kali

Fri, 13 October 2017
Suasana penayangan film G30S/PKI yang dihadiri mahasiswa dan umum di Gedung Geugeut-Winda, Kampus UPI, Kamis (12/10/2017). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenal peristiwa 1965 dari berbagai sudut pandang. (Jurnalpos / Rico Bagus)
Suasana penayangan film G30S/PKI yang dihadiri mahasiswa dan umum di Gedung Geugeut-Winda, Kampus UPI, Kamis (12/10/2017). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenal peristiwa 1965 dari berbagai sudut pandang. (Jurnalpos / Rico Bagus)

JURNALPOSMEDIA.COM – Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) Universitas Pendidikan Bandung (UPI) menggelar diskusi Belajar Bersama Sejarah 1965 dengan mengusung tema “Membaca Sejarah yang Berdarah”. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Gedung Geugeut-Winda UPI pada 11-12 Oktober 2017, dalam rangka memperingati Hari September Hitam yang sejarahnya selalu memiliki pandangan yang berbeda dan selalu ganjil dari tahun ke tahun.

Adapun rangkaian acaranya yaitu penayangan film Shadow Play dan film Pengkhianatan G30S-PKI, diskusi buku Kekerasan Budaya Pasca 1965 karya Wijaya Herlambang, diskusi tentang perbandingan sejarah 1965 dengan pembicara Dosen Sejarah Universitas Galuh, Dinas Sejarah TNI AD, Komisioner Komnas HAM 2012-2017, serta apresiasi dari Buli Ju, ELF, Teater Lakon, Asas dan Satrasia.

Ketua UKSK, Findani Felasari memaparkan tujuan diadakannya acara tersebut untuk kembali melihat bahwa apa yang ditayangkan juga harus didiskusikan. Findani berpesan kepada mahasiswa generasi penerus bangsa untuk tidak mudah megatakan “ya” terhadap apa yang sudah diberitahukan. “Agar mahasiswa lebih kritis lagi dalam menanggapi sebuah permasalahan salah satunya sebuah film dan budaya propaganda-propaganda yang dilakukan oleh negara kita,” ujarnya.

Salah seorang peserta diskusi yang merupakan Mahasiswa UPI, Restiawan mengungkapkan antusiasnya mengikuti diskusi. “Acara ini mengantar kita untuk lebih mencari tau lagi, lebih tau sejarah yang sebenarnya dan lebih banyak membaca dari berbagai sumber agar kita mengenal sejarah.” tutupnya.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments