JURNALPOSMEDIA.COM – “Saya sangat tidak sabar untuk kembali membuka objek wisata ini. Pasalnya, banyak warga sekitar yang menggantungkan penghasilannya dari pengelolaan wisata ini. Selebihnya mereka hanya bekerja sampingan sebagai petani dan berladang,” tutur pengelola objek wisata alam Kampoeng Ciherang, Dindin (56) saat diwawancarai via WhatsApp. Sabtu (7/6/2020).
Saat ini, perlahan Indonesia memasuki fase “New Normal” pandemi Covid-19. Terlihat dari mulai dibukanya fasilitas-fasilitas umum dan perkantoran. Bahkan, untuk beberapa bulan ke depan sejumlah objek wisata pun boleh dibuka. Salah satu syaratnya, hanya boleh dikunjungi oleh 50% dari batas kunjungan objek wisata tersebut.
Wacana itu disambut baik oleh sejumlah pengelola objek wisata. Salah satunya, pengelola Kampoeng Ciherang. Objek wisata alam itu terletak di Desa Cijambu, Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kampoeng Ciherang berjarak sekitar 10 kilometer dari jalan utama Tanjungsari.
Mulanya, kata Dindin, pihaknya membenahi fasilitas yang ada di Wisata Kampoeng Ciherang. Seperti menyediakan hand sanitizer serta tempat cuci tangan sesuai arahan pemerintah. Begitupun memperbaiki sejumlah wahana dan fasilitas publik hingga memperbaiki akses jalan menuju objek wisata.
“Kami juga menerapkan wajib menggunakan masker selama berkunjung, ini bertujuan untuk menyambut antusiasme pengunjung yang dikhawatirkan akan membeludak setelah semua kembali normal,” kata Dindin. Warga dan pedagang yang berada di sekitar objek wisata itu pun turut antusias atas wacana dibukanya objek wisata.
“Tentu saja saya sangat berharap itu bukan hanya sekadar wacana pemerintah, tapi benar-benar dapat diwujudkan. Soalnya saya juga menggantungkan mata pencaharian saya sebagai pedagang asongan di sini, dan penghasilan sampingan saya juga masih kurang meskipun diberi bantuan oleh pemerintah,” ujar salah satu pedagang di Kampoeng Ciherang, Tati (43).
Ramainya pengunjung Kampoeng Ciherang berbanding terbalik di tengah masa pandemi ini. Sepinya pengunjung berimbas pada menurunnya pemasukan warga sekitar yang ikut andil dalam pengelolaan objek wisata tersebut. Dindin pun menginginkan pemerintah lebih memerhatikan keadaan sektor wisata.
Ia berharap keadaan kembali normal selepas masa transisi pandemi Covid-19 dan sektor pariwisata dapat kembali dibuka, sehingga perekonomian warga sekitar bisa kembali pulih, “Tidak mengapa hanya bisa menerima batas kunjungan 50%, asalkan ada pemasukan untuk kemaslahatan bersama,” pungkasnya.