JURNALPOSMEDIA.COM–Belakangan ini, sudah bukan hal asing melihat atau mendengar tagar #2019GantiPresiden bertebaran di media sosial. Aneh memang, pergantian pemimpin masih terhitung setahun mendatang. Namun, mengapa persoalan ganti presiden sudah dipermasalahkan dari sekarang? Entah muak dengan pemimpin yang tengah menjabat, atau ada segelintir orang yang diiming-imingi sesuatu untuk melakukan tindakan tersebut.
Viralnya tagar kontroversial tersebut turut mendatangkan keuntungan bagi perusahaan konveksi hingga kaos bertuliskan #2019GantiPresiden dijual dimana-mana. Demo-demo banyak dilakukan di penjuru ibu kota bahkan pelosok Indonesia. Pada peringatan Hari Buruh di Istora Senayan pun tak luput dari seruan ganti presiden. Ada apa dan siapakah dalang dari permasalahan ini?
Sejumlah orang memilih untuk setuju dengan #2019GantiPresiden, tapi ada pula yang tetap mempercayakan tugas negara kepada pemimpin saat ini dan membalasnya dengan tagar #DiaSibukBekerja. Pro kontra selalu terjadi dimana saja, siapapun menyuarakan yang ia inginkan untuk negeri ini. Imbasnya, Hak Asasi Manusia (HAM) dilanggar hanya karena egoisme.
Memang benar tak semua yang dijanjikan oleh pemimpin mampu direalisasikan seluruhnya. Sudah menjadi rahasia umum jika umbaran janji tak selalu ditepati. Apakah ganti presiden memang harus dilakukan untuk memenuhi suara rakyatnya? Atau mungkin sama saja dengan pemimpin sebelumnya? Patut kita lihat apakah negeri ini akan membaik atau memberi guyonan baru dengan omong kosong pemimpinnya.
Masyarakat Indonesia tentu menaruh harapan penuh pada 2019 untuk memiliki pemimpin yang benar-benar membuat mereka bangga. #2019GantiPresiden #Lanjutkan2019 dan #DiaSibukBekerja tentu masih akan terus berlanjut hingga pesta rakyat usai, atau bakal ada calon baru yang membuat rakyat semakin bingung untuk memilih pemimpinnya. Baiknya, lihat dan amati sisa waktu perjalanan presiden Joko Widodo, apakah ia mampu mempertahankan statusnya atau harus rela menanggalkannya.