JURNALPOSMEDIA.COM-UIN Bandung kirimkan 5 Tim yang terdiri dari 3 Tim Pendidikan Matematika dan 2 Tim Matematika Sains pada Calculus Cup lalu. Saat babak penyisihan di setiap regionalnya, untuk Bandung sendiri di UPI yang dilaksanakan pada Sabtu, 7 September 2019. Tim Matematika Sains dengan nama tim Poghamp V2.0 lolos ke semi final dan berkompetisi kembali pada Minggu, 22 September 2019 di Kampus A Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Calculus Cup merupakan kegiatan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Program Studi Matematika Universitas Negeri Jakarta. Bagi mahasiswa D3 dan S1 Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Kependidikan dan Jurusan yang mempelajari mata kuliah kalkulus.
Kompetisi tersebut diadakan pada tingkat nasional yang bertujuan untuk menjalin persahabatan antar Perguruan Tinggi. Lalu, guna menguji dan menambah wawasan mengenai kalkulus. Adapun, untuk meningkatkan eksistensi UNJ pada ranah nasional.
Tim Poghamp V2.0 mendapatkan urutan ke 16 dari 114 Tim yang mengikuti Calculus Cup, setelah tim Alhazen dari ITB Bandung diurutan 14 dan tim MIPA UNILA B dari Universitas Lampung diurutan 15. Keberuntungan tidak berpihak pada UIN Bandung yang tidak berhasil maju ke final. Saingan yang berat menjadi salah satu kendala tim delegasi kampus. Terutama Institut Teknologi Bandung, yang mengirimkan begitu banyak tim. Seperti diungkapkan Ketua tim Poghamp V2.0 delegasi UIN Bandung, Ilham, mengungkapkan kualitas mahasiswa ITB yang berbeda.
“Jika menurut saya, yang paling berat itu adalah delegasi dari ITB karena mereka mengirimkan banyak sekali delegasi. Kebanyakan yang ikut serta kan mahasiswa barunya, tapi mereka yang ikut lomba itu yang sudah biasa mengikuti ajang seperti ini,” ungkapnya saat ditemui Jurnalposmedia, Senin, (7/10/2019).
Kendala lain yang dirasakan oleh Ilham adalah dana, kurangnya fasilitas yang tersedia. Pemberangkatan ke Jakarta dari Bandung menggunakan Bus, pun dengan pulangnya. Selama di Jakarta, ia bersama teman-temannya tinggal di rumah nenek Ilham yang dekat ke Jakarta. Jika tahun sebelumnya, bisa menggunakan mobil sewaan namun tidak untuk tahun ini.
“Kami berangkat dari Bandung menggunakan Bus untuk menghemat karena terbatasnya dana dan kami tidur di rumah nenek saya, karena lebih murah dibanding harus menyewa penginapan,” tambah Ilham.
Saat kompetisi di Semifinal, Ilham dan tim kesulitan menemukan gedung karena untuk menemukan gedung harus menjawab sebuah teka-teki terlebih dahulu. Akan lebih mudah ketika peserta sudah pernah atau mengetahui kampus A UNJ. Menurutnya, bukan hanya skill untuk menjawab tetapi, penguasaan lapangan juga berpengaruh untuk hasil.
Mahasiswa pendidikan matematika, Azka mengatakan, pihaknya mengapresiasi pencapaian yang diperoleh oleh Tim Poghamp V2.0, karena bukan hal yang mudah untuk lolos ke semifinal.
“Saingannya saja tidak hanya di Bandung atau Jakarta saja, tetapi dari luar pulau, karena merupakan kompetisi nasional,” tutupnya.