Thu, 30 November 2023

KAMMI UIN Bandung Gelar Penggalangan Dana

Reporter: Dini Fitrianti | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 62 kali

Thu, 16 March 2017
Salah satu anggota KAMMI UIN Bandung Azis sedang melakukan orasi untuk mengajak para mahasiswa agar menyisihkan sebagian rezeki untuk disumbangkan kepada korban banjir di Kabupaten Bandung, Kamis (14/03/2017). (Jurnalposmedia/ Dini Fitrianti)

JURNALPOSMEDIA.COM-– Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIN Bandung menggelar penggalangan dana untuk korban banjir di Kabupaten Bandung. KAMMI UIN Bandung bekerjasama dengan KAMMI Kabupaten Bandung dalam penggalangan dana ini. Aksi penggalangan dana berlangsung di depan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Kamis (16/03/2016).

“Karena kan kalo kampus UIN itu masuknya kota Bandung, jadi kami bekerja sama dengan KAMMI Kabupaten Bandung karena posisi strategis dan yang paling mengetahui lokasi korban banjir dari pihak mereka,” ujar Ketua Departement Masyarakat KAMMI UIN Bandung Iis.

Hasil dari penggalangan dana ini akan diserahkan kepada para korban banjir di Kabupaten Bandung seperti Baleendah dan sekitarnya pada Jumat (17/03/2016). Selain itu, KAMMI UIN Bandung telah menerima kabar dari KAMMI Kabupaten Bandung bahwa saat ini para korban sedang membutuhkan alat kebersihan.

“Seratus persen hasil penggalangan dana tanpa dipotong apapun akan diserahkan kepada pihak KAMMI Kabupaten bandung, dan kabar terbaru yang kami terima, yang sangat diperlukan oleh korban-korban banjir di Kabupaten Bandung berupa alat-alat kebersihan, karena banjirna sudah surut jadi kami membantu lebih ke pasca banjirnya,” tambah Iis.

Penggalangan dana ini disambut baik oleh Mahasiswa semester empat Jurusan Sastra Inggris, Nova berharap agar semua Mahasiswa UIN Bandung memiliki kepedulian terhadap sesama. “Sebagai muslim ya wajib menolong, mahasiswa udah ngerti semoga punya kepekaan terhadap sesama dengan menyisihkan sedikit rezeki yang ia miliki untuk para korban banjir di Kabupaten.” Pungkasnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments