Mon, 19 May 2025

Hitam Putih Kinerja KPUM dan Bawaslu di Musma-U

Reporter: Rachman Alizar dan Annisa Azahra N | Redaktur: Silmy Kaffah Mardhotillah | Dibaca 711 kali

Sun, 23 June 2024
(Sumber foto: Rachman Alizar/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM – Sema-U UIN Bandung kembali gelar Musma-U sebagai proses pemilihan Presiden Mahasiswa 2024. Sayangnya, beberapa celah di dalam acara memercik pertanyaan optimalitas kinerja KPUM dan Bawaslu sebagai penyelenggara.

Musma-U tahun ini diwarnai berbagai kendala yang memicu ketidakefektifan kegiatan pemilihan Presma dari sebelum hingga pada saat hari pelaksanaan. Setelah pengunduran waktu dan pengumuman undangan kepada Presma HMJ yang terkesan mendadak, kendala lain rupanya muncul dalam rangkaian pemilihan Presma di Musma-U 2024.

Calon Presiden Mahasiswa Nomor Urut 2, Rifky Rahayu Al-Fahrezi menyatakan ketidakpuasannya terhadap kebijakan yang ditentukan untuk masa kampanye yang hanya selama dua hari.

“Kurang puas. Masa kampanye cuma 2 hari gitu, bagaimana mahasiswa pada umumnya mengetahui paslon?” tuturnya, Sabtu (22/6/2024).

Untuk itu, Rifky memaksimalkan waktu dua hari kampanye tersebut dengan menyebar pamflet di media sosial. Di samping itu, ia turut mempertanyakan kenetralitasan KPUM selama proses sebelum pemilihan Presma.

“Dalam pandangan objektif saya sebetulnya mengenai regulasi, kemudian PKPU terus aturan-aturan lain yang berkaitan dengan pemilihan Presma ini justru sempat tersendat. Artinya dipertanyakan kenetralitasan daripada KPUM itu sendiri,” ungkapnya.

Selain waktu kampanye yang terbatas, adanya agenda daftar ulang peserta juga mengundang protes Rifky. Akan tetapi, pendapat berbeda disampaikan oleh Calon Presma Nomor Urut 1, Hamidudin Nasir, ia menilai pendaftaran ulang peserta diperlukan agar adanya keadilan.

“Ketika hari itu ada masuk berkas yang secara jam (pendaftaran) itu sudah selesai dan itu dirasa nggak adil. Dibutuhkan pendaftaran ulang karena memang ada dua wakil,” jelasnya.

Di samping perbedaan pendapat tersebut, kedua paslon sama-sama berharap adanya evaluasi kinerja KPUM dan Bawaslu yang kurang memuaskan.

“Untuk KPUM (pengawasan) terhadap waktu yang ditentukan, karena ada waktu yang seperti panggilan untuk calon itu terkesan mendadak. Kemudian untuk Bawaslu diharap lebih mengawasi karena memang banyak oknum yang kampanye telah selesai tapi melakukan kampanye,” cakapnya.

Berbagai permasalahan dan kendala yang hadir dari sebelum dan pelaksanaan Musma-U menjadi refleksi kurang tajamnya taring ketegasan KPUM sebagai penyelenggara acara. Perlu adanya pembenahan dalam dapur kepanitiaan yang bertanggung jawab pada keberlangsungan acara penting tersebut.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments