Sun, 23 November 2025

Fikri Mahendra : Berkarya Lewat Vlog

Reporter: Siti Rahayu | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 1155 kali

Wed, 26 April 2017
Fikri Mahendra menjadi pemateri dalam acara seminar travel blogger and vlogger yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mahapeka) sebagai rangkaian acara Anniversary Mahapeka ke 33 di Gedung Aula Abdjan Sulaeman, UIN Bandung, Selasa (25/4/2017). (Jurnalposmedia/Ridha Achmad)

Jurnalposmedia.com — Pada era digital ini sangat disayangkan apabila masih ada yang tidak memanfaatkan fasilitas internet, salah satunya fasilitas yang menyediakan sarana untuk mebuat vlog atau video blogging. Vlog merupakan postingan blog yang dalam penyajiannya berupa video.

Hal tersebut dikemukakan oleh Fikri Mahendra, selaku Travel Blogger dan Vlogger dalam acara Anniversary ke-33 Mahasiswa Pecinta Kelestarian Alam (Mahapeka) yang digelar di Gedung Abdjan Soelaiman, Selasa (25/04/2017). Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa UIN Bandung ini membahas mengenai video blogging.

Fikri menjelaskan alasannya nge-vlog­ adalah sebagai sarana etalase untuk menyalurkan keahliannya dalam bidang videografi. Selain itu, vlog juga dapat mendatangkan peluang monetize atau keuntungan yang bersifat materil bagi para penggunanya. “Kebetulan saya lebih menampilkan sinemart vlog atau klip vlog yang mana lebih menonjolkan musik dibandingkan percakapan atau dialog,” kata Fikri saat sesi Tanya jawab dalam seminar tersebut.

Alasan inilah yang mengantarkannya meraih berbagai juara dalam ajang videografi. Salah satunya juara dua Citizen Journalist 2.0 Indonesian Choice Award NetTv pada tahun 2016. Fikri juga memberikan tips bagi para vlogger, perbanyak referensi untuk membuat vlog dengan cara menonton film atau membaca buku.

Menurut salah satu audiens yang merupakan mahasiswa Jurusan Psikologi, Faiz mengatakan pentingnya diadakan seminar seperti Travel Blogger dan Vlogger ini. “Seminar ini sangat bermanfaat khususnya untuk para akademisi, bagaimana dapat menyebarkan dan mentransformasikan informasi lewat vlog,” ujarnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments