JURNALPOSMEDIA.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tasawuf Psikoterapi gelar ‘Seminar Kebangsaan’ dalam rangka Gebyar Semarak Milad Tasawuf Psikoterapi yang ke-20. Berlangsung di Aula Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Senin (21/05/2018).
Seminar kebangsaan ini merupakan salah satu rangkaian acara SEMI TAPSI 20 setelah sebelumnya digelar Forum Group Discussion (FGD) pada Sabtu (19/5/2018). Dengan bertemakan “Tasawuf Revolusi Mental : Membangun Karakter Bangsa dan Menangkal Radikalisme di NKRI”, seminar ini mengundang tiga pembicara, yaitu Bambang Sugiarto yang juga sebagai Guru Besar Unpar, Kapolda Jabar Agung Budi Maryoto, dan Kholid Al Walid dosen Tasawuf Psikoterapi.
Tema yang diambil merupakan salah satu problematika di Indonesia yang sedang hangat saat ini, yakni tentang bagaimana cara menangkal radikalisme. Salah satu pembicara yang sekaligus Dosen Tasawuf Psikoterapi, Khalid Al Walid mengungkapkan bahwa problem paling mendasar seorang manusia adalah ketika sudah berhenti mencari kebenaran.
Khalid juga menilai bahwa kekerasan yang terjadi dengan atas nama agama akhir-akhir ini dikarenakan dua faktor, yaitu pemahaman agama yang sempit dan juga kepentingan politik. “Problem paling mendasar adalah ketika sudah berhenti mencari kebenaran, ini pokok dasar munculnya radikalisme,” ungkap Khalid Al Walid yang juga merupakan Pendiri Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra Jakarta.
Sementara itu salah seorang peserta seminar, Alya Fauzan Mustofa menyatakan bahwa sikap mahasiswa sekarang dalam menghadapi problematika yang ada, jangan terlalu Fundamental. Karena melihat fenomena sekarang banyak sekali yang ‘menawarkan’ fundamental dan radikalisme di sosial media.
“Banyak sekali dari kita yang tertarik untuk memasuki suatu golongan tertentu tanpa mengkritisi atau mengetahui hal tersebut lebih dalam. iya itu mentah sekali bagi mahasiswa,” tutupnya.