Di saat orang-orang sibuk membicarakan peluru dan api peperangan
Maka kami harus sibuk membicarakan senjata yang lebih kejam
Peperangan yang lahir bukan dari senjata
Melainkan peperangan yang lahir dari krisis pola pikir dan kebodohan
Sebagai suatu bukti, di negeri kami yang jenaka
Peraturan mulai melantur dan tercampur
Digunakan sebagai senjata pengalihan isu akan kerusakan yang menghasilkan kekayaan bagi sebagian orang
Terlebih lagi yang sangat parah adalah kerusakan itu memberikan dampak pada kami kaum bawahan
Dimulai dari minyak goreng yang hilang ditelan langit
Sampai peraturan tadarus dan tarawih yang membuat sebagian umat menjerit
Selain itu, di bagian tengah pulau jawa proyek bendungan masih mengancam batuan andesit
Dan ujung timur kami, rasisme masih saja merabah dan terus menjangkit
Ah sungguh aku rasa mengangkat senjata lebih mudah dibanding mengangkat logika
Menjunjung tinggi kegaduhan dan ketidak adilan lebih mudah dilakukan daripada menegakan kedamaian
Dan kau tahukah para pembaca yang budiman?
Kali ini kita sedang diarahkan pada sebuah hal yang mudah dilakukan
Walau berujung hal yang menggilakan
Namun ini lebih halal diperjuangkan
Daripada menuntut kenormalan yang sulit diperjuangkan
Juga menuntut keadilan yang hampir mustahil dilakukan
Maka sebaiknya kami rasa kita harus mulai memilih
Antara sulit dan mudah?
Antara benar dan bathil?
Atau yakin dan mustahil!
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurnalistik