JURNALPOSMEDIA.COM – Moana 2 hadir sebagai sekuel film Moana dan menjadi perbincangan di kalangan penggemar. Akan tetapi, isu boikot rumah produksinya, Disney masih menjadi isu hangat.
Film Moana 2 hadir dengan mencetak sejarah baru di Box Office Thanksgiving, setelah pecahkan rekor pendapatan penjualan teratas sepanjang masa. Studio General Manager, The Walt Disney Company Southeast Asia, Rachel Fong mengatakan bahwa film Moana 2 laris di Indonesia.
“Moana 2 di Indonesia memegang rekor sebagai film animasi terlaris sepanjang masa di hari pertama tayang, film animasi dengan pekan pembukaan tertinggi di tahun 2024, serta menjadi film animasi dengan pekan pembukaan tertinggi ke-2 sepanjang masa,” tuturnya dikutip dari Tribun Jabar.
Walau visual dan kisah inspiratifnya menjadi daya tarik, isu pemboikotan perusahaan Walt Disney membuat penayangan film Moana 2 memicu pro dan kontra.
Salah seorang mahasiswa UIN Bandung, Sabrina Syamsiyatul Fuadah mengatakan pandangannya mengenai penayangan film Moana 2 ini.
“Aku baca di-website-nya (Disney) termasuk yang super jahat. Bahkan boikot paling atas sebenarnya, cuman emang nggak banyak yang notice aja. Karena super jahat ini dia termasuk terafiliasi nyumbangin uang dan dukungan. Dukungannya itu bisa termasuk dukungan moral terus propagandanya lewat film Disney,” sanggahnya saat diwawancarai Jurnalposmedia pada Selasa (10/12/24).
Akan tetapi, pandangan lain datang dari salah seorang mahasiswa, Ulayya. Ia menambahkan, Disney tidak pernah secara resmi menyatakan dirinya pro israel, tetapi beberapa tindakan perusahaan mungkin sering dikaitkan dengan dukungan terhadap Israel.
“Beberapa tindakan perusahaan mungkin sering dikaitkan dengan dukungan terhadap Israel. Aku tahu isu ini cukup kompleks. Pemboikotan juga mungkin karena masalah budaya. Banyak orang merasa Disney terlalu mengkomersilkan budaya tanpa memberi representasi yang cukup mendalam, sementara yang lain menghargai usaha Disney mengenalkan budaya yang kurang terekspos ke dunia luas. Dalam kasus Moana, pendapatan tinggi menunjukkan bahwa ada apresiasi besar terhadap cerita dan pesan yang diangkat,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, isu pemboikotan mengingatkan kita untuk lebih kritis tentang keberhasilan finansial dan budaya.
“Tapi di sisi lain, isu pemboikotan ini jadi pengingat buat kita untuk lebih kritis, apakah keberhasilan finansial itu juga dibarengi dengan penghormatan terhadap budaya yang diceritakan?” ucapnya.