JURNALPOSMEDIA.COM – Bidang Pers Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurnalistik UIN Bandung mengadakan kegiatan Kelas Jurnalistik yang bertajuk “Menuang Pikiran Menjadi Tulisan Feature yang Menarik”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting, Sabtu (19/3/2022).
Kegiatan ini mengundang Titah AW selaku Freelance Journalist sekaligus Penulis ‘Parade Hantu Siang Bolong’. Titah menuturkan, saat proses menulis kerap kali seorang penulis mengalami kebingungan dan terjebak, Tita merekomendasikan untuk menggunakan roda perasaan (Feeling Wheel) yang dapat digunakan untuk memilih dan memperkaya kosakata penulis.
Selain itu, ia juga menjelaskan, penting untuk seorang jurnalis harus memahami pekerjaannya dan paham juga keberpihakannya yang menentukan seluruh langkah dalam menulis feature. Hal selanjutnya yang tidak kalah penting, Titah melanjutkan, ketika liputan ke suatu tempat, tidak hanya merekam dengan mata dan telinga saja tetapi rekam dengan seluruh tubuh dan panca indra.
“Ketika mengaktifkan seluruh indra maka kalian akan mendapatkan informasi yang detail dan akan berguna ketika kalian menulis,” jelasnya.
Penulisan feature berbeda dengan straight news yang menggunakan piramida terbalik, yaitu diawali oleh informasi yang penting terlebih dahulu. Dalam feature, semua informasi yang penting disebar sehingga menjadi satu bagan lurus.
“Dalam feature, penulis harus pintar membuat plot sehingga menjadi satu bagan lurus dan semua informasi yang penting disebar. Kita memaksa pembaca untuk membacanya sampai akhir,” ujarnya.
Titah mengungkapkan, terdapat dua jenis cara menulis jurnalisme sastrawi atau feature, yaitu naratif dan deskriptif.
“Jenis deskriptif merupakan jenis yang harus menggambarkan bukan mengatakan karena kalau kita mengatakan, pembaca akan lupa, tetapi jika kita menggambarkan itu akan teringat di kepala pembaca. Sedangkan jenis Naratif menceritakan peristiwa dalam runtutan waktu tertentu,” tuturnya.
Terakhir, Titah menyampaikan dalam menulis jadilah diri sendiri dan tulis tentang hal-hal dekat dan berarti. Pengalaman yang kita rasakan adalah bahan cerita yang paling baik.
“Setelah menulis pastikan kalian tidak mengkhianati diri sendiri. Jadi artinya, tetap harus menjadi diri sendiri, tulis hal-hal yang dekat dan berarti untuk kalian karena setiap diri kita hanya satu. Jadi, pengalaman yang kita rasakan cuma satu dan itu adalah sumber berita yang paling baik untuk dituliskan,” pungkasnya.