JURNALPOSMEDIA.COM – Hari Pers Nasional yang diperingati setiap 9 Februari ini menjadi ajang menilik benang panjang perjalanan pers di Indonesia. Pasalnya, keberadaan pers di tanah air layak untuk diapresiasi di tengah era yang kini semakin maju. Selain itu, pers juga memberikan perlindungan dan hak bagi para jurnalis.
Lantas, apa saja sih fakta-fakta dibalik perjalanan pers di Indonesia? Jurnalposmedia telah merangkumnya, yuk disimak!
1. Bapak Pers Nasional, Tirto Adhi Soerjo
Tirto Adhi Soerjo (lahir sebagai Raden Mas Djokomono di Blora, 1880 – meninggal di Batavia, 7 Desember 1918 pada umur 37 atau 38 tahun) adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia. Dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S.
Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.
Pada 1909, Tirto juga mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia, N.V Javaansche Boekhandelen Drukkerij “Medan Priyayi”.
2. Kantor Berita Antara
Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara didirikan pada 13 Desember 1937 oleh A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena, saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang. Terletak di Buiten Tigerstraat 30 (sekarang J. Pinangsia 70 Jakarta Kota).
Sebagai Direktur pertama pada waktu itu adalah Mr. Soemanang dan Adam Malik sebagai Redaktur merangkap Wakil Direktur (wartawan muda, usia 17 tahun pada waktu itu); Pandoe Kartawigoena sebagai Administratur serta dibantu wartawan A.M. Sipahutar.
Sejak awal pendudukan Jepang, Antara menempati bagian bawah gedung Aneta di Pasar Baru, Jakarta Pusat, sebuah gedung bertingkat yang ditinggalkan bersamaan dengan menyingkirnya Belanda dari Indonesia. Tingkat atas ditempati oleh kantor berita Jepang, Domei. Gedung ini terletak di Jalan Pos Utara No.53, yang kini dikenal dengan nama Jalan Antara.
Jepang mula-mula memperbolehkan Antara melanjutkan kegiatannya dengan menggunakan namanya sendiri. Namun, sejak 29 Mei 1942, Antara harus mengganti namanya menjadi Yashima, yang berarti semesta.
Pada tahun 1962, Antara resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. LKBN Antara merupakan kantor berita terbesar di Indonesia, yang sifatnya semi pemerintah.
3. Awal Mula Munculnya Hari Pers Nasional (HPN)
Kehadiran Hari Pers Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Dibentuk pada 9 Februari 1946, PWI diketuai oleh pendiri kantor berita Antara yakni Mr. Soemanang. Di tahun yang sama, Serikat Penerbit Surat kabar (SPS) juga muncul tepatnya pada 8 Juni 1946.
Tanggal berdirinya PWI dijadikan sebagai Hari Pers Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Namun, jauh sebelum adanya aturan itu Hari Pers Nasional sudah dibahas dalam kongres PWI. Pada 1978, Kongres PWI ke-28 di Padang, Sumatera Barat adalah awal mula tercetusnya Hari Pers Nasional. Pembahasan itu tercetus dari keinginan tokoh-tokoh pers untuk memperingati kehadiran dan peran pers Indonesia dalam lingkup nasional.
4. Rutin Digelar Tiap Tahun
Adanya ketetapan yang diputuskan oleh Presiden pada tahun 1985, menjadikan Hari Pers Nasional digelar rutin tiap tahunnya secara bergantian di ibukota provinsi se-Indonesia. Tahun ini, perayaan Hari Pers Nasional digelar secara daring.
Dikutip dari antaranews.com, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan rencana kehadiran Presiden ketika menerima audensi secara virtual pengurus PWI Pusat dan Panitia Hari Pers Nasional 2021 pada pukul 09.30 WIB.
Hari Pers Nasional 2021 mengangkat tema “Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi, Pers sebagai Akselerator Perubahan”.
Acara ini akan diikuti oleh ribuan wartawan anggota PWI dari seluruh Indonesia serta anggota organisasi konstituen Dewan Pers. Meskipun perayaannya dikemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini tidak akan menghilangkan esensi pers di Indonesia. Selamat Hari Pers Nasional!