Sun, 8 September 2024

Belajar dan Berwisata, Melihat Budidaya Ulat Sutera di Padepokan Dayang Sumbi

Reporter: Reta Amaliyah Shafitri | Redaktur: Muhammad Fauzan P | Dibaca 806 kali

Fri, 4 October 2019
Sejumlah anak sedang memperhatikan ulat sutera di Padepokan Dayang Sumbi, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Padepokan Dayang Sumbi menjadi salah satu destinasi rekreasi edukasi budidaya ulat sutera di kawasan Bandung. (Reta Amaliyah Shafitri/ Jurnalposmedia)
JURNALPOSMEDIA.COM— Ingin tahu budidaya ulat sutera hingga proses penenunan kainnya? Silakan datang ke Padepokan Dayang Sumbi di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Wisata ilmu sutera satu-satunya di Bandung ini bisa menjadi alternatif rekreasi sekaligus belajar.
Sejak dibuka untuk umum pada 2006, Padepokan Dayang Sumbi yang dikelola Iin Indriani bersama suaminya Dedi Agus Wirantoro menjadi pelopor wisata ilmu sutera pertama di Indonesia. Di sini, pengunjung akan diedukasi dan melihat langsung siklus hidup ulat sutera, proses pemintalan benang sutera dari kokon (kepompong ulat sutera), penenunan kain sutera, hingga perawatan tanaman murbei yang menjadi pakan ulat sutera.
Lokasi padepokan yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini sering dikunjungi sekolah-sekolah maupun mahasiswa dari berbagai daerah. Mula-mula, mereka akan diajak menyaksikan video tentang ulat sutera berikut penjelasannya. Setelah itu, barulah pengunjung bisa melihat pembudidayaan ulat sutera.
Dedi mengatakan, bibit ulat sutera (Bombyx Mori) di Padepokan Dayang Sumbi didatangkan dari Soppeng, Sulawesi Selatan. Ribuan bibit yang telah menetas akan diletakkan di sebuah kotak yang telah diberi daun murbei.
“Budidaya di sini masih dalam skala kecil, bukan untuk tujuan produksi. Maka dari itu, padepokan ini dijadikan wisata ilmu agar pengunjung tahu siklus ulat sutera hingga bisa menjadi kain itu seperti apa,” kata Dedi kepada jurnalposmedia, Rabu (25/9/2019).
Setelah puas melihat ulat sutera, pengunjung akan diarahkan ke tempat pemrosesan kokon (reeling) menjadi benang sutera. Sebelum di reeling, kokon akan direbus terlebih dahulu. Hanya kokon utuh dan tidak berlubang yang bisa diproses. Kokon berlubang akan mempengaruhi mutu benang sutera yang dihasilkan.
Selanjutnya, pengunjung bisa mencoba menenun benang sutera menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) hingga menjadi sebuah kain. Pengunjung pun diperbolehkan memetik buah murbei dan melihat panen daun murbei untuk pakan ulat sutera.
Tak hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat kain sutera, kokon yang masih keras juga dikreasikan menjadi beragam bentuk, seperti bunga, aneka hiasan, gantungan kunci, dan sebagainya. Pengunjung bisa membeli kreasi tersebut di toko souvenir yang tersedia di Padepokan Dayang Sumbi.
Untuk bisa berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi, pengelola menawarkan paket standar seharga 85 ribu rupiah per peserta bagi pengunjung perorangan atau kelompok kecil.  Ada pula paket hemat seharga 65 ribu rupiah per peserta untuk kunjungan grup minimal 60 orang. Pengunjung harus melakukan reservasi minimal dua hari sebelum kunjungan.
“Kami tidak membatasi pengunjung, asal sebelumnya sudah melakukan reservasi. Untuk info selengkapnya bisa dicek di website kami www.wisatasutera.com,” tutup Dedi
Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments