Fri, 17 May 2024

3 Idiots (2009): Saat Nilai Teratas Bukan Berarti Cerdas

Reporter: Rais Maulana Ihsan | Redaktur: Putri Restia Ariani | Dibaca 856 kali

Wed, 6 May 2020
3 idiots
Film "3 Idiots" diperankan oleh R Madhavan (kiri) sebagai "Farhan Qureshi", Aamir Khan (tengah) sebagai "Ranchoddas Shamaldas a.k.a Phunsukh Wangdu", dan Sharman Joshi (kanan) sebagai "Raju Rastogi". (Sumber: liputan6.com)

JURNALPOSMEDIA.COM – Nilai pelajaran yang sempura, selalu menduduki peringkat terbaik selama di kelas, atau hafal semua teori dan definisi dalam buku-buku. Mungkin banyak orang mendambakan hal itu, bahkan mengejarnya. Namun, apakah dengan mencapai target itu bisa dikategorikan sebagai seseorang yang cerdas?

Cerdas bukanlah hanya sebatas nilai pada hasil belajar atau ujian. Nilai hanyalah sebuah angka, sedangkan kecerdasan ada dalam diri manusia yang tidak terwakilkan oleh angka-angka. Bisa jadi seseorang tidak mahir dalam menghafal dan berhitung, namun ia cerdas dalam hal lainnya seperti menggambar, melukis, atau menulis. Seseorang menganggapmu ‘bodoh’ dalam pelajaran, namun kamu cerdas dalam mengabadikan momen dengan kamera.

Secuil pernyataan diatas dapat tergambarkan dalam sebuah film India berjudul “3 Idiots”. Ditayangkan pertama kali pada 2009, sejauh ini film dengan durasi 3 jam tersebut sudah mendapatkan beragam penghargaan. Diantaranya best film, best actor, best story, best director, dan lainnya.

Kerinduan Masa Kuliah Mengawali Segalanya

Diawali ketika Chatur menelpon Farhan dan Raju untuk hadir dalam pertemuan di kampus mereka dahulu. Demi pertemuan tersebut, Farhan nekat menghentikan pesawatnya untuk kembali ke bandara. Sementara Raju sampai lupa memakai celana karena terburu-buru untuk datang. Ternyata, berhembus kabar jika di sana akan datang sahabat mereka bernama Rancho yang menghilang setelah lima tahun lamanya.

Namun, ketika mereka tiba hanya ada Chatur yang memamerkan kesuksesannya dan dianggap melebihi Rancho. Adapun, kedatangannya dari Amerika ke India untuk menemui ilmuwan terkenal dan berpengaruh bernama Punsukh Wandu. Hal itu membuat marah Raju, namun Chatur memberitahu keberadaan Rancho yang ada di Shimla. Tanpa pikir panjang mereka pun pergi kesana untuk menemui sahabat yang dirindukan. Alur pun mundur seketika saat mereka menjadi mahasiswa.

Dikisahkan, Farhan adalah mahasiswa yang dikuliahkan atas keinginan ayahnya. Padahal ia memiliki kemampuan dalam mengolah kamera dan berkeinginan menjadi seorang fotografer. Sedangkan Raju berasal dari keluarga kurang mampu yang berkuliah dengan motivasi meningkatkan taraf hidup keluarganya.

Semakin seru ketika Rancho menjadi pembeda di tengah kehidupan kuliah mereka. Rancho adalah mahasiswa yang cerdas dalam segala hal, ia sangat peduli dan tidak segan menolong siapapun. Ia dicap mahasiswa “kurang ajar” karena selalu mengkritisi sistem pembelajaran dan seringkali dikeluarkan dari kelas kuliahnya. Namun, ia selalu menjadi peringkat teratas dalam ujian, karena memiliki motivasi tersendiri.

Ketiganya berjuang mengarungi manis-pahitnya kehidupan mahasiswa di kampus berbasis Engineering yang terkenal sangat ketat dalam memilih lulusan-lulusannya. Kampus itu dipimpin oleh seorang rektor galak dan perfeksionis bernama Dr. Viru Sahastrabuddhe atau biasa mereka panggil Virus.

Oh iya, satu lagi Chatur, mahasiswa pintar dalam teori dan hafalan yang selalu mengincar peringkat teratas juga bertolak belakang dengan sifat Rancho. Namun, kehadiran Chatur menjadi bumbu komedi yang menggelitik perut meskipun berperan sebagai tokoh antagonis.

Dihadang Berbagai Problematika

Kisah berjalan hingga saat Rancho melihat Joy Lobo, seorang mahasiswa semester akhir yang karyanya ditolak mentah-mentah oleh Virus. Lobo terlihat putus asa dan membuang drone, hasil karya kerja kerasnya tersebut. Rancho pun peduli dan mengambil drone itu lalu memperbaikinya sampai bisa terbang dan dilengkapi kamera.

Sontak, hal itu membuat semua temannya kagum dan ingin segera memamerkannya kepada Joy. Tetapi ketika drone itu terbang ke arah jendela kamar Joy, terlihat dalam layar yang terhubung ke kamera bahwa Joy sudah tergantung oleh seutas tali. Rancho mengutarakan jika kematian Joy bukan bunuh diri, melainkan sebuah pembunuhan dari kejamnya tekanan sistem pengajaran yang diterapkan Virus.

Pengaruh si Virus berdampak pula kepada Farhan yang dipermalukan di hadapan para mahasiswa karena nilai akademiknya yang kurang. Selain itu, dia ditekan oleh ayahnya untuk menjadi sarjana teknik. Namun, Rancho berkata kepada Farhan jika nilai tidak ada apa-apanya dibandingkan kemampuan yang dimiliki. Jika fokus terhadap kemampuan, maka apa yang menjadi tujuan akan tercapai.

Demikian dengan Raju yang “dibenci” oleh Virus karena mengencingi rumahnya ketika bersama Rancho. Raju pun diminta oleh Virus untuk menulis surat drop out (DO) untuk dirinya sendiri, atau dia masih bisa kuliah jika ia menuliskan nama Rancho dalam surat DO itu. Tetapi dia memilih untuk terjun dari jendela karena berpikir lebih baik mengorbankan diri sendiri daripada sahabatnya.

Untunglah Raju masih bisa diselamatkan. Di saat Raju berpikir bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa, Rancho meyakinkan bahwa dirinya mempunyai kekuatan dan sikap yang baik, mencoba untuk menjadi diri sendiri. Raju yang merasa menjadi beban dalam keluarga dan kehidupan sahabatnya diyakinkan jika tidak ada yang sia-sia dalam hidup kalau dibarengi dengan usaha.

Di tengah kebencian Virus terhadap Rancho yang semakin menjadi bahkan sampai mengusir Rancho dari kampus, putri Virus mengalami kontraksi dan harus segera melahirkan sementara kondisi sedang darurat. Lagi-lagi, kecerdasan Rancholah yang menyelamatkannya dengan teori yang ia pelajari dan memanfaatkan barang yang ada. Seketika kebencian Virus berubah menjadi kebanggaan kepada Rancho dan mencapnya sebagai “Mahasiswa Terbaik”. Namun, Rancho pergi di tengah kebahagiaan hari kelulusannya.

Setelah itu, alur kembali maju dimana Chatur, Farhan dan Raju menemui Rancho di Shimla. Ternyata, mereka mendapati Rancho yang ditemui adalah orang lain, bukan sosok sahabat mereka. Rancho yang “asli” itu menuturkan jika namanya digunakan oleh sahabat Farhan dan Raju untuk menggantikannya kuliah dan mendapatkan gelar sarjana teknik.

Rancho yang ada di hadapan sebetulnya adalah anak majikan dari sahabat mereka, yang aslinya adalah anak tukang kebun yang pintar. Dari situ mereka berpikir jika sahabatnya itu bermotivasi untuk mendapat ilmu, bukan gelar. Karena gelar yang didapat ternyata tidak dicanangkan untuk diri sang sahabat, melainkan kepada majikannya. Rancho “asli” kemudian memberi tahu di mana keberadaan sahabat yang dicari Farhan, Raju, dan Chatur, mereka pun lekas berangkat.

Selama perjalanan, Chatur mengoceh karena akan telat bertemu dengan ilmuwan idolanya, Punsukh Wandu. Tetapi, Farhan dan Raju tidak mendengarkannya. Singkat cerita mereka betul-betul bertemu dengan sosok Rancho yang mereka kenal selama ini. Namun, nama aslinya adalah Punsukh Wandu. llmuwan hebat yang dicari-cari oleh orang sukses serta selalu dicintai dan dirindukan oleh sahabatnya.

Pelajaran yang Dipetik

Kesuksesan tidak melulu ditentukan oleh nilai yang diperoleh, namun oleh kecerdasan yang tidak dapat diukur oleh angka sekalipun. Dengan mengasah kemampuan yang dimiliki, kita akan menemukan tujuan dan tidak dintuntut untuk harus seperti yang orang lain inginkan.

Belajar dengan dibarengi tekanan justru membuat rusak mental dan tidak mendapat hasil yang memuaskan, malah hanya akan menjadi beban pikiran sampai depresi. Belajar untuk memahami dan menjadi diri sendiri adalah hal penting, karena sejatinya manusia tidak dituntut untuk sama.

Kuliah yang memerlukan biaya tidak sedikit akan terasa sia-sia jika yang dituju hanya gelar semata. Tetapi, jika tertuju tehadap aspek keilmuan maka itulah yang akan kita dapat dan nantinya bisa dimanfaatkan. Bahkan, ketika ilmu itu melebihi dari yang lain bukan tidak mungkin orang-orang yang bergelar tinggi dapat dikalahkan. “All is well“.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments