Sun, 24 November 2024

11 Tahun Berdiri, Unit Layanan Psikologi Tak Banyak Diketahui

Reporter: Aulya Umayna,Sintamia/Kontributor | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 412 kali

Tue, 16 April 2019
Ilustrasi: Abdul Latief/Jurnalposmedia

JURNALPOSMEDIA.COM-Pusat layanan psikologi yang dimiliki Fakultas Psikologi UIN Bandung, sudah hampir 11 tahun bediri. Tetapi, masih kerap asing di telinga mahasiswa. Padahal layanan tersebut dapat digunakan oleh civitas acamedica maupun masyarakat diluar kampus.

Pusat Layanan Psikologi ini diawali oleh para penggagas Fakultas Psikologi, di latar belakangi karena banyaknya keluhan dari mahasiswa Psikologi yang ingin berkonsultasi. Hal tersebut membuat banyak dari mahasiswa yang datang secara personal ke setiap dosen. Pada awal berdirinya, pelayanan psikologi hanya diperuntukan bagi mahasiswa Psikologi saja. Tetapi, layanan ini semakin berkembang dan mulai menerima mahasiswa diluar Fakultas Psikologi. Selain itu pun, masyarakat sekitar bisa menggunakan pelayanan psikologi tersebut.

“Sebetulnya pusat layanan Psikologi ini sudah lama, saya masuk tahun 2010. Hanya dulu namanya Biro Pelayanan Psikologi (BPP) yang dipegang oleh Ibu N. Kardinah. Baru sekitar tahun 2015 kita berganti nama menjadi Unit Pelayanan Psikologi,” ujar Ketua Unit Layanan Psikologi Tintin Supriyatin, Rabu(10/4/2019).

Tintin menjelaskan jika dulu tidak adanya pungutan biaya atau berjalan secara sukarela, hal tersebut diberikan atas kebijakan para pengelola. Sekitar tahun 2017/2018 akhirnya Rektor UIN Bandung, Mahmud mengeluarkan keputusan terkait pembiayaan layanan psikologi. Tetapi, berbeda untuk mahasiswa UIN dari angkatan 2017-2019 yang telah tercover untuk diberikan layanan psikologi. Khusus konseling saja tidak akan ditarik biaya, di luar layanan konseling harus berbayar sesuai dengan aturan.

Belum adanya ruangan yang memadai membuat pengelola belum berani untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada para mahasiswa. Namun, Tintin menyatakan bahwa pernah ada wacana dari Rektor mengenai akan dibangunnya gedung pelayanan psikologi. Hal tersebut berupaya agar mahasiswa mengetahui kemana harus melakukan konsultasi.

Mahasiswa Fisika semester 4, Fahmi Azkar, mengaku tidak mengetahui adanya unit layanan psikologi tersebut, “Saya baru dengar sekarang, belum tahu adanya layanan psikologi itu. Tetapi, saya mempunyai niat datang supaya bisa memecahkan masalah dan mungkin setiap manusia tidak bisa hidup sendiri dan butuh tempat curhat juga, bagus menurut saya,” pungkasnya.

Berbeda halnya dengan mahasiswa Sosiologi semester 2, Nur meily mengungkapkan pernah mendengar sekilas perihal layanan tersebut, “Sekilas dari yang pernah didengar, layanan ini padahal penting untuk di sosialisasikan. Satu sisi, bisa menjadi solusi bagaimana mahasiswa lebih bijak dalam menyelesaikan masalah,” pungkasnya.

Kru Liput:

  • Inayah Avianisa/Kontributor
  • Muhammad Wisnusyah/Kontributor
  • Yoldy Yandra/Kontributor
Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments