JURNALPOSMEDIA.COM– Talk Show dan Press Conference buku #MewakiliPerasaanmu sukses digelar di Little White Cafe, Bandung, Jumat, (22/03/2019) sore. Program kolaboratif antara Penulis dengan Tim Publisher Mizan tersebut merupakan kegiatan bedah buku dan pembukaan pre-order edisi tandatangan, sebelum akhirnya dilakukan launching pada 9 April 2019.
CEO Mizan, Yadi Saeful Hidayat menyebutkan bahwa terdapat 77 partner dalam pre-order buku. Hal tersebut akan berlangsung mulai dari 22 Maret sampai 3 April 2019. Jadi bagi mereka yang berminat membeli buku tersebut bisa didapatkan melalui toko buku online, reseller, toko buku terdekat, maupun datang langsung ke Mizan Publishing House. Ia juga menargetkan penjualan buku bisa sampai kepada mereka baik para remaja maupun yang sudah berumah tangga. Dengan harapan pre-order mencapai
puluhan ribu eksemplar.
Buku tersebut merupakan karya pertama Penulis bertemakan cinta dan hijrah, yang diinisiasi oleh Tim Redaksi Penerbit Mizan atas viralnya tagar #MewakiliPerasaanmu. Buku tersebut berisikan tentang perjuangan seseorang yang pernah mencintai, yang patah hati, perjuangan untuk mengubah diri, mengatasi kekecewaan dan berbagai quotes motivasi dan sastra. Secara garis besar, bercerita tentang pahit, pedih, perih, buruk dan jatuh bangun
manusia ketika memaknai cinta.
“Intinya, dapat diumpamakan sebuah kapal yang diciptakan untuk menghadapi berbagai terpaan, seperti batu karang, angin kencang, ombak besar sehingga lahirlah nahkoda yang aandal. Begitupun dengan manusia, ia diciptakan bukan untuk berada di zona nyaman, karena manusia yang kuat adalah manusia yang selalu diterpa ujian,” ujar Penulis sekaligus Ustadz, Handy Bonny.
Ia pun bercerita bahwa rangkaian kata yang ia tuangkan dalam media sosial, merupakan rasa sanjungan terhadap sang Istri, dukungan terhadap mereka yang terwakili perasaannya dan rasa syukur terhadap sang Mahapencipta. Hingga suatu ketika tagar #MewakiliPerasaanmu yang ia gunakan tersebut gencar diikuti serta digunakan para pengikutnya di media sosial. Bahkan, beberapa kali menjadi trending topic di instagram, sebelum akhirnya menjadi sebuah buku untuk menjawab antusiame para penggemar dan penikmat buku.
“Awalnya tidak pede. Sempat beberapa bab saya hapus. Namun mendapatkan dukungan moril dari tim penerbit, sayang katanya. (Tulisan) awalnya tercecer di Laptop, di Instagram, Twitter. Jadi itu postingan antara rentang waktu 2015 hingga 2018, lalu diubah dan dijadikan satu,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Mas Bonny ini juga mengatakan ada alasan lain diluncurkannya karya dalam bentuk buku tersebut. Salah satunya sebagai ungkapan dan ekspresi seorang petualang cinta untuk menjawab keresahannya yang dibalut oleh syariat Islam. Karena sebaik-baiknya cinta adalah yang ditujukan kepada yang Mahapencipta.
Sejalan dengan itu, Yadi menilai bahwa Ustad Bonny sangat kooperatif dalam menyelesaikan tulisannya. Sehingga selama proses percetakan tidak ada kesulitan yang berarti.
“Namun prosesnya panjang. Karena buku tersebut lahir dari hashtag di media sosial yang cukup viral. Proses penulisan dan
pengumpulan hingga menjadi satu kesatuan pun membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan lamanya,” ujarnya kepada Jurnalposmedia.