Kepulan asap kopi dalam diksi sedang dihirup oleh seorang pria berdasi
Dihirup penuh ambisi sembari membaca aksara dalam bentuk narasi
Kini ia terjebak dalam frasa yang mati
Seharusnya ia kubur frasa itu dalam peti
Biarkan frasa itu mati tanpa meninggalkan misteri seperti silsilah dinasti
Memakan sepotong roti lalu berdansa diantara serona elegi dan kerusuhan pagi
Roti itu terjatuh, merona, tersipu dalam militan diksi
Hingga mampu mencemburui molekul kecil di bumi saat melakukan aksi reaksi
Aksara dalam narasi berisi bahwa sosial media hanya ilusi
Saling memberi puji dan memikat simpati
Semoga Tuhan memberkati, kata pria berdasi
Hidup dalam fraksi berperan menjadi faksi
Padahal sama-sama makan nasi
Dasar generasi kalasi