Sebuah tanya terlintas di kepala
Perihal keheranan yang terus membuatku menduga-duga
Kadang kala aku terpekur memikirkannya,
Perihal ketidakselarasan yang membuat mulutku menganga
Biar kupaparkan, kronologinya
Saat kau benci akan satu aroma, kau hanya perlu halangi indra penciumanmu, atau sekadar tahan napasmu, halangi reseptormu lalu aroma yang kau benci itu akan sirna
Saat kau enggan lihat peristiwa di hadapan, kau hanya perlu pejamkan mata, lalu peristiwa yang tidak kau suka itu akan hilang dari jarak pandang
Saat kau benci sentuhan yang menyenggolmu dengan semrawutan, kau bisa tepis dan kikis jarak dengan yang bersangkutan, hilangkan intimasi lewat aksi ringan, tegaskan peran
Namun ini semua tidak berlaku saat kau coba hilangkan suara yang terus-menerus menggema, memakan warasmu perlahan
Tidak berlaku untuk hilangkan rekaman klausa yang tidak bijaksana
Tidak berlaku untuk hilangkan ragam suara pemicu praduga
Tutup telinga saja tidak cukup saat kau punya suara yang bergaung di kepala
Tutup telinga saja tidak cukup untuk hapuskan suara yang tidak pernah kau suka
Karena nyatanya, bising pembawa risau itu tidak pernah benar-benar datang dari luar