JURNALPOSMEDIA.COM—Pintu utama Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) UIN Bandung ditemukan pecah, Minggu (25/11/2018) pagi. Penyebab pecahnya pintu utama tersebut belum diketahui pasti.
Sekretaris Lab Terpadu, Aep Saepuloh, mendapat informasi dari salah seorang dosen Fakultas Saintek yang juga merupakan laboran di lab, bahwa pada Sabtu malam pukul 22.00-23.00 WIB kondisi pintu utama lab masih utuh. Kemudian, pada Minggu pagi pihak security mendapati pintu utama lab sudah pecah.
Aep mengatakan, penyebab insiden ini tidak bisa diduga-duga dan hingga saat ini belum ada laporan kehilangan maupun kerusakan aset di laboratorium. “Minggu saya cek tidak ada tanda-tanda kehilangan. Hari ini saya minta cek ke jurusan, belum ada pengaduan kehilangan barang,” katanya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Senin (26/11/2018).
Ia mengaku telah melaporkan insiden ini kepada Ketua Lab Terpadu, Dekan Fakultas Saintek, Bagian Umum di Rektorat serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam penggunaan lab. Bagian Umum menyampaikan, bisa saja pintu utama lab pecah dengan sendirinya, mengingat kejadian serupa pernah terjadi di Aula Anwar Musadad dan Lecture Hall yang tidak jelas penyebabnya.
“Kalau ada yang mencuri harus ada kehilangan, kalau ada yang mau merusak atau apa kan tidak ada (kerusakan). Kalau ada sabotase atau semacamnya juga harus jelas alasannya,” ungkapnya.
Menurut informasi pihak yang mengetahui seputar gedung IDB (gedung yang dibangun oleh Islamic Development Bank), memang terdapat barang-barang di gedung dengan masa expired hingga lima tahun, begitu pun dengan pintu utama lab. Sejak dibangun pada 2013, di mana 2018 merupakan tahun kelima bangunan lab berdiri, sehingga hal tersebut bisa saja menjadi penyebabnya.
“Harusnya segera diganti. Alat pemadam kebakaran, saya juga yakin kalau dicoba itu tidak akan bekerja karena sudah expired. Hanya, kita kan masalahnya berhubungan dengan anggaran, apalagi gedung ini belum masuk organisasi dan tata kerja (ortaker),” jelas Aep.
Ia pun menuturkan, pihaknya tidak melakukan investigasi secara khusus terkait insiden ini, karena tidak adanya kehilangan dan komplain yang cukup berarti terkait pelayanan lab dari mahasiswa. Ia menambahkan, kini laboratorium memberikan pelayanan dan akses yang cukup akomodatif kepada mahasiswa. “Kami (para staff) melayani lab terpadu dari pukul 07.30-16.00 WIB sesuai jam kerja, jika lewat dari waktu tersebut bukan kewajiban kami lagi,” tegasnya.
Namun, dengan meningkatnya fleksibilitas, kini mahasiswa yang melakukan penelitian lebih dari waktu yang telah ditentukan bisa mempertanggungjawabkan keamanan lab melalui laborannya. “Kalau mahasiswa yang melakukan penelitian menginap, laboran pun harus menginap. Kalau Sabtu ada yang pakai, laborannya harus datang. Mahasiswa jangan liar, karena kalau ada apa-apa harus ada penanggung jawabnya. Juga ada beban berapa milyar aset disini,” terangnya.
Aep menyimpulkan, dalam insiden ini tidak ada pencurian, sabotase karena kekecewaan dan unsur ketidaksengajaan. “Yang kumpul-kumpul, menyandar juga tidak, karena sampai 22.00-23.00 WIB ada laboran kita yang kesini tidak ada (pintu utama lab masih dalam kondisi baik),” tutup Aep
Adapun bagian pintu utama yang pecah ditutupi sebuah tripleks dan jalan masuk laboratorium dialihkan ke pintu yang ada di bagian samping bangunan.