Wed, 30 April 2025

Penting! Beginilah Cara Membedakan Daging Sapi dan Daging Babi

Reporter: Muhammad Faiz Sultan | Redaktur: Rais Maulana Ihsan | Dibaca 538 kali

Thu, 14 May 2020
Daging sapi terlihat lebih merah dan segar. (sumber: ekonomi.bisnis.com)

JURNALPOSMEDIA.COM – Baru baru ini masyarakat digegerkan dengan adanya peredaran daging babi di yang dijual sebagai daging sapi di Kabupaten Bandung. Hal tersebut tentu menjadi persoalan, apalagi di tengah bulan puasa dan menghadapi hari raya Idul Fitri yang kerap diisi oleh berbagai olahan daging.

Diketahui selama setahun pelaku telah menjual dan mengedarkan 63 ton daging palsu kepada masyarakat. Pelaku menyiasati dengan mencampurkan daging babi dengan boraks sehingga terlihat menjadi kemerahan dan menyerupai daging sapi.

Daging yang sudah terlanjur beredar tentu membuat keresahan di masyarakat. Lantas bagaimana cara membedakan yang asli dengan yang palsu. Berikut beberapa tips membedakannya.

1. Warna

Daging babi berwarna lebih pucat dan lebih putih, jika sekilas akan terlihat seperti daging ayam. Berbeda dengan daging sapi yang memiliki warna merah gelap dan lebih segar.

2. Bau

Daging babi memiliki aroma yang amis, sedangkan daging sapi yang asli memiliki aroma khas daging sapi.

3. Serat

Daging babi memiliki serat yang samar samar dan lebih lembut sehingga lebih mudah hancur. Sedangkan daging sapi seratnya terlihat dengan jelas dan lebih kasar.

4. Tekstur

Tekstur daging babi lebih lembek dan elastis sehingga mudah untuk direnggangkan dan terasa kenyal. Sedangkan daging sapi teksturnya lebih kaku dan padat.

5. Harga

Kebanyakan daging sapi abal abal yang mengandung daging babi dijual dengan harga lebih murah. Sedangkan daging sapi segar memiliki harga lebih mahal.

Sebagai pembeli tentu harus berhati-hati dan bisa lebih selektif untuk memilih daging yang akan dibeli. Jangan tergiur dengan harga murah, alangkah lebih baik jika hendak membeli daging, carilah di penjual yang sudah pasti dan makanannya pun telah bersertifikat halal.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments