JURNALPOSMEDIA.COM – Membaca adalah aktivitas penting yang memberikan manfaat besar, seperti menambah wawasan, meningkatkan kreativitas, dan memperluat pengetahuan. Namun, kebiasaan membaca di Indonesia sangat rendah.
UNESCO mencatat hanya 0,001% populasi yang menunjukkan kebiasaan membaca aktif. Di tengah kemudahaan akses buku, masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih aktivitas lain yang lebih menyenangkan seperti media sosial dan hiburan digital.
Rendahnya minat baca di Indonesia tidak hanya masalah individu, tetapi juga mencerminkan tantangan sosial. Pada data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata masyarakat Indonesia hanya membaca 4-5 buku pertahun dengan durasi sekitar 4-5 jam perminggu, jauh berbeda dengan negara-negara seperti Finlandia atau Jepang. Meski akses terhadap buku kini lebih mudah melalui platform seperti E-book dan toko buku daring, rasa malas tetap menjadi penghalang utama.
Hiburan digital, seperti media sosial, video streaming, dan permainan daring, sering kali lebih menarik perhatian. Banyak orang dewasa dan anak muda mengahabiskan waktu berjam-jam di depan layar, sedangkan membaca dianggap membosankan. Padahal, membaca memiliki dampak yang signifikan, seperti meningkatkan kemampuan analitis, memperkaya kosa kata, dan memberikan sudut pandang baru tentang dunia.
Untuk membangun kebiasaan membaca, keluarga memiliki peran penting. Orang tua bisa mulai dengan dengan membiasakan membaca bersama anak-anak. Dengan cara memilihbacaan yang menarik atau menjadikan membaca sebagai rutinitas harian. Pemerintah dan sector swasta juga bisa membantu dengan memperluas akses buku melalui perpustakaan fisik dan digital.
Gimifikasi bisa menjadi solusi untuk menarik minat dan baca. Tantangan membaca dengan hadiah atau lomba menulis berdasarkan buku yang telah dibaca dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk memotivasi anak-anak atau remaja. Teknologi yang biasanya digunakan untuk hiburan juga bisa digunakan untuk literasi, seperti membaca E-book atau mendengarkan buku audio.
Kampanye literasi di media sosial adalah Langkah yang efektig untuk meningkatkan minat baca, mengingat besarnya pengaruh platform ini dalam kehidupan masyarakat. Influencer dan tokoh public bisa berperan aktif mempromosikan pentingnya membaca melalui konten yang menarik. Di sisi lain kolaboorasi antara pemerintah, swasta, ataupun komunitas juga diperlukan untuk mempercepat penyebaran budaya membaca, terutama di daerah yang akses literasinya terbatas.
Mengubah kebiasaan membaca membutuhkan waktu dan komitmen Bersama. Dengan upaya yang konsisten, masyarakat Indonesia dapat menjadikan membaca sebagai bagian dari budaya.
Bagi generasi yang gemar mebaca akan lebih siap menghadapi tantangan global dengan wawasan yang luas, kemampuan kritis, dan kreativitas yang tinggi. Membaca adalah investasi dengan jangka Panjang yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Mari mulai membangun kebiasaan membaca untuk masa depan yang lebih baik.