Sun, 24 November 2024

Memaknai Hari Sumpah Pemuda

Reporter: Syfa Qulbi | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 432 kali

Sun, 29 October 2017
Ilustrasi oleh Google.
Ilustrasi oleh Google.

JURNALPOSMEDIA.COM – Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Tiga sumpah yang kala itu di bacakan saat Kongres Pemuda pada 27-28 Oktober 1928, menjadi bukti bahwa saat itu bangsa Indonesia sudah ada dan bersatu. Dari tiga sumpah diatas mengandung makna cita-cita bangsa Indonesia bahwa akan ada tanah air satu, bangsa yang satu dan bahasa persatuan. Sumpah pemuda merupakan awal bersatunya pemuda Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan terbukti pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia merdeka. Hasil perjuangan pemuda pemudi Indonesia dapat kita rasakan hingga sekarang, maka setiap tanggal 28 Oktober menjadi agenda wajib untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Salah seorang mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung, Asep Aang Hidayat memaknai Sumpah Pemuda sebagai refleksi bagaimana para pendahulu memerjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dijelaskan dalam sejarah kala itu, Moh Yamin dan kawan-kawan memerjuangkan kemerdekaan dengan kemauan dan tekad yang besar untuk bangsa ini.

Pemuda memiliki pengaruh yang sangat besar bagi sebuah bangsa terutama bangsa Indonesia. Pemuda menjadi harapan bangsa untuk melanjutkan cita-cita mulia. Hal tersebut bahkan diungkapkan oleh Soekarno dalam pidatonya.

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Jelas sudah makna dari perkataan Sang Proklamator, bahwa pemuda memang memiliki peran besar dalam melakukan perbahan suatu bangsa.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda dilakukan dengan bermacam-macam, seperti upacara bendera, perlombaan, pesta rakyat, aksi, seminar, hingga diskusi.

Melihat banyaknya pemuda yang larut dalam kebebasan menuju hal-hal negatif, Mahasiswa Jurnalistik semester lima, Mila Mawardianti berpesan kepada pemuda di era globalisasi untuk memperkuat agama, iman dan taqwa, disamping ilmu pengetahuan.

Mila memaknai Sumpah Pemuda sebagai dasar nasionalis. Pemuda saat ini tidak harus berjuang sendiri, melainkan bersama-sama. Bukti tindakannya pemuda di era globalisasi harus mampu mengimplementasikan dari setiap butir sumpah tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments