JURNALPOSMEDIA.COM – Ketika seseorang ditinggal oleh orang yang sangat dicintai, ketidakmampuan untuk menjalani kehidupan sehari-hari sering kali membawa dampak yang signifikan. Rasa kehilangan yang mendalam dapat mendukung kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal.
Bagaimana rasanya bangun di pagi hari dengan perasaan hampa yang menyesakkan dada? Berpikir bahwa orang yang biasanya menjadi bagian penting dari hari-hari kita kini telah tiada. Kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya biasa menjadi tanda nyata dari kesedihan yang mendalam.
Ketidakmampuan menjalani kehidupan sehari-hari ini bisa menjadi lingkaran setan. Dukungan dari kesehatan mental profesional sangat penting untuk membantu individu mengatasi rasa kehilangan dan secara perlahan membangun kembali rutinitas.
Apa Itu Prolonged Grief Disorder (PGD)?
Prolonged Grief Disorder (PGD) atau rasa duka yang berkepanjangan adalah jenis gangguan mental yang mengakibatkan kesedihan terus-menerus. Orang dengan PGD akan merasakan kerinduan yang mendalam kepada orang yang telah meninggal dunia. Kesedihan dan kerinduan yang dialami akan mengganggu kehidupan personal, pekerjaan, dan kehidupan sosial penderitanya.
Menurut American Psychiatric Association (APA), seseorang dianggap mengalami PGD jika kesedihan yang dialami berlangsung setidaknya 6 bulan untuk anak remaja dan setidaknya 12 bulan untuk orang dewasa. Gangguan kesedihan yang berkepanjangan sering kali terjadi bersamaan dengan gangguan mental lainnya seperti, kecemasan, depresi atau bahkan masalah tidur.
Psikolog asal Inggris, Kristin L. Szuhany memperkirakan 7%-10% orang dewasa yang berduka akan mengalami gejala gangguan kesedihan yang berkepanjangan. Sementara itu pada anak-anak dan remaja yang kehilangan orang yang dicintai, sekitar 5%-10% akan mengalami depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), atau gangguan kesedihan berkepanjangan setelah kehilangan.
Duka bisa sangat mengerikan. Namun, kebanyakan orang pada akhirnya menggabungkan kehilangan mereka dan menemukan jalan ke depan, bahkan ketika mereka terus berduka atas orang yang mereka cintai.
Profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatatan Mental Universitas California, Vickie Mays berpendapat jika kita tidak menemukan cara untuk memberikan perhatian pada penderitaan emosional yang dihadapi orang-orang saat ini, hal itu akan berubah menjadi masalah yang lebih serius.
Gejala Umum Prolonged Grief Disorder
Mengenali PGD sangat penting untuk memberikan dukungan dan pengobatan yang sesuai. Tanpa penanganan, PGD dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang, termasuk depresi, kecemasan, dan risiko masalah kesehatan fisik. Gejala umum dari Prolonged Grief Disorder meliputi:
1. Kerinduan mendalam
Individu merasa sangat merindukan orang yang telah meninggal dan mungkin memiliki kesulitan untuk menerima kenyataan.
Kesedihan yang mendalam dan sering kali tidak dapat mereda seiring waktu.
Pikiran dan perasaan terus-menerus tentang orang yang telah meninggal, sehingga sulit untuk mengalihkan perhatian dari memori tentang mereka.
Kesulitan dalam menerima bahwa orang yang dicintai telah meninggal dan mengalami kesulitan untuk merespons secara emosional terhadap kematian tersebut.
Meskipun ada kekuatan emosional yang intens, beberapa orang dengan PGD juga dapat merasakan kebas emosional terkait dengan kehilangan tersebut.
Berulang kali menghindari kenangan, tempat, atau orang yang terkait dengan orang yang meninggal.
Gangguan signifikan terhadap identitas pribadi atau peran sosial akibat kematian orang yang dicintai.
Kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan hidup tanpa orang yang dicintai dan terjebak dalam kesedihan yang berkelanjutan.
Memahami dan membantu penderita PGD dalam memberikan perawatan yang penuh kasih, dapat membuat mereka berjuang dengan duka yang berkepanjangan, juga membantu mereka dalam perjalanan menuju penyembuhan dan penyesuaian setelah kehilangan.