JURNALPOSMEDIA.COM–Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap 2 Mei bersamaan dengan hari kelahiran pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan seorang aktivis gerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, pelopor dan pejuang pendidikan kaum pribumi pada masa penjajahan Belanda.
Namun, tak banyak orang tahu jika Ki Hajar Dewantara memulai pergerakannya menjadi seorang jurnalis. Meski bersekolah di STOVIA (Sekolah Kedokteran Bumiputera), pahlawan nasional ini lebih memilih untuk menjadi wartawan. Gaya tulisannya dikenal tajam dengan semangat anti kolonial, patriotik dan komunikatif. Nama-nama surat kabar seperti De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, Midden Java dan Sediotomo menjadi tempatnya berkarya. Selain berkecimpung di dunia jurnalistik, beliau juga aktif berorganisasi. Salah satu organisasi yang diikutinya adalah Boedi Oetomo.
Pendiri Taman Siswa ini mampu menggebrak kesadaran rakyat Indonesia khususnya masyarakat Jawa tentang pentingnya pendidikan dan persatuan di bumi pertiwi. Beliau sangat menentang sistem pendidikan yang dibuat pemerintah kolonial. Saat itu, kaum pribumi dilarang menempuh pendidikan, hanya anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang dapat bersekolah. Kaum pribumi semakin terpuruk dalam kebodohan akibat peraturan tersebut.
Akibat gerakan yang dilakukan terus-menerus oleh Ki Hajar Dewantara dalam tulisannya, pemerintah kolonial mengecam tindakan beliau. Beliau kemudian diasingkan bersama dua temannya yaitu Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Sekembalinya dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan bercorak nasional yakni Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Semboyan Ki Hajar Dewantara yang dikenang terus hingga kini adalah Ing ngarsa sung tuladha (di depan, seorang pendidik harus mampu memberikan teladan yang baik), Ing madya mangun karsa (di tengah, harus bisa menciptakan ide atau prakarsa) dan Tut wuri handayani (dari belakang harus bisa memberikan arahan dan dorongan).
Pemilik nama lengkap Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini mampu membangun peradaban melalui pemberitaan. Sebagai seorang Jurnalis beliau tidak hanya mencari berita dan menyebarluaskannya, tetapi informasi yang ditulis berisikan pemikiran yang membangun dan menggerakkan masyarakat Indonesia menolak sistem pendidikan kolonial yang mendiskriminasi. Selain itu, beliau dikenal dengan karyanya yang berilmu, berhati nurani, dan menggerakan manusia pada pemikiran yang baik, pemikiran yang mengembangkan kemanusiaan.
Beliau paham betul jikalau pendidikan sangatlah penting, kunci dari segara keberhasilan pembangunan. Maka, membangun pendidikan adalah jalan lurus membangun masa depan bangsa yang besar untuk keluar dari permasalahan nasional. Berkat jasa-jasanya, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan saat kepemimpinan Presiden Soekarno. Terima kasih pahlawan pendidikan, atas perjuanganmu Indonesia tak hanya merdeka karena lepas dari penjajahnya, tapi juga merdeka pendidikannya.