Sun, 24 November 2024

Eksistensi Wayang Golek di Bandung Semakin Menurun

Reporter: Teten Handani | Redaktur: Lisna | Dibaca 618 kali

Sun, 22 July 2018
Seniman asal Bandung Tatang Heryana (65), memainkan wayang golek di Jalan Pangarang Bawah IV, Kota Bandung, Jumat (20/7/2018). (Teten Handani/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM— Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini sedikit sekali masyarakat yang melestarikan wayang golek. Pasalnya, hal itu ditandai karena semakin menurunnya jumlah peminat terhadap kesenian seni tradisional asal pasundan tersebut.

Ada banyak hal yang mempengaruhi menurunnya eksistensi wayang golek di Jawa Barat, salah satunya karena semakin pesatnya era globalisasi serta pengaruh kebudayaan asing.

Meskipun begitu, hal ini tidak menurunkan niat salah seorang pengrajin yang juga Seniman asal Bandung Tatang Heryana (65), ia mengatakan pembuatan wayang golek sendiri masih menggunakan alat manual. Alat yang digunakan pun sederhana seperti golok, pisau raut, kapak, dan kuas.

Lebih lanjut, ia menjelaskan prosesnya diawali dengan pemahatan kayu yang telah diukur, selanjutnya pengukiran diberi warna dengan cat. “Pembuatan wayang golek itu dibutuhkan proses yang lama serta kecintaan pada seni dan kesabaran yang tinggi,” katanya.

Sejak awal munculnya pada abad 17, wayang golek sebagai kebudayaan khas Jawa Barat tidak hanya mengandung nilai estetika semata. Tetapi, juga meliputi keseluruhan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat pendukungnya.

Tatang Heryana menjelaskan munculnya keberadaan film animasi di era globalisasi seperti saat ini juga mempengaruhi karya seni wayang golek yang kurang diminati oleh pemuda.  “Kini pemuda sudah mulai beralih ke film animasi asing, sehingga wayang golek kalah bersaing,” katanya saat ditemui Jurnalposmedia di Bengkel Wayang Golek Pitaloka, Jalan Pengarang Bawah IV Kelurahan Cikawo, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jumat (21/7/2018).

Sementara itu, eksistensi wayang golek yang menurun juga ditandai dengan berkurangnya sentuh tangan pemerintah. Hal tersebut cukup dirasakan setelah peresmian menjadi kampung urban di tahun 2017, dalam hal ini sampai sekarang tidak ada lanjutan lagi.

“Saya berharap ke pemerintah serta Dinas Kebudayaan untuk peduli serta bisa mensosialisasikan kembali ke masyarakat, bahwa di Bandung terdapat aset kesenian wayang golek yang harus tetap dijaga masyarakat dan dilestarikan,” pungkas Imas sebagai penjahit baju wayang di Bengkel Wayang Golek Pitaloka yang juga merupakan istri Tatang Heryana.

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments