JURNALPOSMEDIA.COM – Dari sebuah dapur kecil di tengah kekhawatiran pandemi, kini berubah menjadi warung yang antreannya tak pernah sepi. Ayam Geprek Jojo yang terletak di daerah Banjaran dulunya hanya dibuka sebagai jalan bertahan hidup, kini menjadi salah satu usaha kuliner paling diminati oleh warga setempat. Siapa sangka, niat sederhana untuk membantu sesama justru membuka pintu rezeki yang lebih luas.
Usaha ini dirintis pada tahun 2019, saat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda akibat pandemi COVID-19. Pemilik, Muhamad Rafi Hijatul Islam menjelaskan, ia termotivasi untuk membuka usaha ayam geprek ini karena melihat banyak orang kehilangan mata pencaharian. Ia tergerak untuk membuka usaha ayam geprek sebagai cara bertahan hidup dan menciptakan lapangan pekerjaan.
“Untuk menciptakan lapangan kerja, karna waktu itu banyak karyawan-karyawan yang di PHK,” ujarnya ketika diwawancarai pada hari Selasa (1/7/2025).
Rafi juga menyebutkan tantangan yang ia hadapi saat awal merintis usaha Ayam Geprek Jojo ini, memperkenalkan usahanya pada khalayak sehingga ia dapat bertahan dan membuat usahanya dikenal oleh masyarakat setempat.
“Tantanganya banyak, seperti memperkenalkan prodak kepada masyarakat yang tidak gampang, harus mempunyai mental yang kuat agar tidak down saat kurangnya pembeli,” jelasnya.
Menurut Rafi, yang membuat usaha Ayam Geprek Jojo berbeda dengan yang lainnya adalah kualitas bahan dan cita rasa unik hasil racikan sendiri juga harganya yang murah kisaran Rp9.000 sampai dengan Rp12.000 rupiah.
Ia selalu menjaga kesegaran ayamnya setiap hari, dan sambal yang dibuat dengan komposisi khusus. Hingga dalam sehari, usaha ayam geprek ini mampu menjual antara 250 hingga 300 potong ayam, atau 25 hingga 30 kilogram. Omzet hariannya pun mencapai sekitar Rp2 juta.
“Selalu dalam pengecekan ayam agar tetap fresh, jadi ayam yang dijual pun dengan kualitas yang bagus,” jelasnya.
Dengan banyak pembeli setiap harinya ia mengungkapkan, ia berharap secepatnya dapat membuka cabang usaha Ayam Geprek Jojo di berbagai tempat lainnya juga dan dapat membantu mempekerjakan orang.
“Semoga bisa membuka cabang yang lebih banyak agar memperbanyak lapangan kerja,” harapnya.
Salah satu pembeli Ayam Geprek Jojo, Raihana Salwa menjelaskan, alasannya mengapa ia memilih Ayam Geprek Jojo sebagai pilihan utamanya dibandingkan dengan yang lainnya karena porsi yang besar, harga terjangkau, dan rasanya yang enak.
“Karena Ayam Geprek Jojo murah, worth it dan rasanya enak, dan gede-gede,” jelasnya.
Ia juga memberi saran dan berharap agar Ayam Geprek Jojo memperbesar lagi warungnya dan membuka cabang di daerah lain, ia harus selalu mengantri jika sedang membeli ayam geprek dikarenakan banyaknya masyarakat setempat yang membeli.
“Sarannya besarin lagi tokonya, karena ngantri mulu dan banyakin cabang soalnya cuman ada 1,” tutupnya.
Kesuksesan Ayam Geprek Jojo ini menjadi bukti bahwa dari keterbatasan dan niat tulus membantu sesama, dapat lahir sebuah usaha yang bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak bagi masyarakat.
Dari dapur sederhana di masa sulit, kini Ayam Geprek Jojo menjadi ikon kuliner lokal yang digemari. Harapan Rafi untuk membuka lebih banyak cabang dan menciptakan lapangan kerja baru pun menjadi cerminan semangat wirausaha yang menginspirasi bahwa dengan ketekunan, kualitas, dan kepedulian terhadap sesama, usaha kecil bisa tumbuh besar dan membawa manfaat bagi banyak orang.
















