JURNALPOSMEDIA.COM – Indonesia merupakan negara yang penuh akan keanekaragaman suku, budaya, agama, etnik dan bahasa. Perbedaan tersebut sering disalahgunakan oleh masyarakat, dengan menjadikan sebuah perbedaan sebagai pemicu konflik-konflik yang dilandasi kepentingan dari masing-masing kelompok bahkan individu sekalipun.
Seperti yang dikatakan oleh pembicara, Kepala Polisi Daerah Jawa Barat, Agung Budi Maryoto dalam kuliah umum, di Aula Anwar Musaddad, Rabu (04/10/2017). Indonesia sekarang hidup didaerah yang kompetitif, semua orang harus mampu diperjuangkan, masyarakat diwajibkan dapat bersaing ditengah gempurnya paham radikalisme.
Dewasa ini diera teknologi yang semakin pesat banyak pergeseran-pergesaran yang terjadi dimasyarakat, nilai-nilai persatuan mulai perlahan terkikis seiring berjalannya waktu. Bahkan kondisi yang ada, masih banyak orang atau kelompok tertentu yang tidak dapat mengendalikan karakter egosentrik dalam dirinya sendiri sehingga menimbulkan berbagai potensi konflik.
Akibatnya dengan mudah paham radikalisme ini masuk mempengaruhi individu, dengan tujuan melakukan perubahan serta pembaharuan sosial secara drastis. Apalagi, saat ini dengan ditopang dengan berbagai teknologi yang canggih, salah satunya melalui media populer yaitu media sosial, yang justru digunakan untuk kepentingan hal-hal negatif.
Lebih lanjut, Agung Budi Maryoto mengatakan, bahwa Indonesia masih bisa berdiri sendiri, jika perbedaan kepentingan yang ada dipersempit, dengan memperluas persamaan. “Selain itu kita tentu harus bijak dalam mengantisipasi penyebaran informasi yang bersifat hoax, paling tidak kita dapat membentengi diri dari paham radikalisme tersebut.” tutupnya.