Untuk apa belajar jika dan hanya jika
menguap di dalam ubun-ubun,
memecah gendang telinga, lalu
mengatu di dalam dada
Unrtuk apa belajar jika dan hanya jika
menjadi cukong-cukong manusia
terpelajar yang tidak membelajar
Tak perlulan daku sulit-sulit belajar
jika dan hanya jika hafalan
tak pernah lebih penting dibanding ujian hidup
Tak perlulah bapak dan ibu sulit-sulit nafkahkan
jika dan hanya jika anaknya sebatas
menjadi konsumen komoditi bangsa-bangsa aseng
Ah, sudahlah
barangkali hidup jauh lebih hidup
jika dan hanya jika
isi kepala bermacam rupa
bukan semata tumpukan buku
apalagi hanya si kamu yang
selalu menggandrungi urat sarafku~
Oleh: Nurul Aisyah Dien Rachmani Putri
Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Administrasi Publik semester 5