JURNALPOSMEDIA.COM – Sudah tepat satu tahun semenjak dikeluarkannya keputusan pembelajaran jarak jauh atau daring dikarenakan pandemi melanda. Hal ini memicu kabar yang simpang siur di UIN Bandung akan adanya pelaksanaan kuliah secara tatap muka pada Juli 2021 mendatang. Seperti yang sudah ditargetkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Dalam wacananya, Mendikbud Nadiem Makarim melalui kompas.com, kuliah tatap muka dilakukan secara bergilir oleh tiap angkatan. Namun, kebijakan tersebut akan berubah jika kebijakan pemerintah mengenai protokol kesehatan pun berubah.
Proses untuk menjalankan kuliah secara tatap muka memerlukan waktu yang panjang. Serta syarat yang cukup rumit untuk dijalankan dalam sisa waktu empat bulan kedepan. Sesuai dengan kebijakan Ditjen Dikti yakni Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021.
Dalam mewujudkan kuliah tatap muka, terdapat beberapa syarat yang terbilang cukup sulit untuk dijalankan. Yaitu swab yang dilakukan secara rutin, karantina selama satu bulan lamanya bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah, hingga pensterilan kampus sebelum dan sesudah kuliah dimulai.
Selain syarat tersebut, sudah dapat dipastikan bila anggaran yang dikeluarkan pun akan membengkak. Tidak sedikit biaya yang harus dipersiapkan untuk merealisasikan wacana tersebut. Baik biaya yang dikeluarkan dari pihak kampus, maupun pihak mahasiswa itu sendiri.
Untuk menjawab simpang siur berita ini, Staff Administrasi Bagian Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Cecep Abdurrahman mengatakan bahwa hal tersebut mustahil terjadi dalam waktu dekat ini. Persyaratan yang cukup penting dilakukan adalah vaksinasi oleh para dosen dan staff UIN Bandung.
“Namun, hingga saat ini belum ada satupun dosen dan staff yang sudah divaksin. Maka dari itu, belum ada rencana kuliah offline di tahun ini,” ungkapnya pada Sabtu (13/3/2021).
Kendati demikian, wacana ini disambut baik oleh sejumlah mahasiswa. Salah satunya adalah Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, Munifah Nur Saadah. Ia mengungkapkan ini merupakan langkah yang baik untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
“Dengan catatan, semua terkondisikan seperti dilakukannya vaksinasi bagi mahasiswa, dosen dan regulasi lain agar perkuliahan dapat berjalan dengan aman dan efektif,” tuturnya di hari yang sama dengan Cecep.
Jika kenyataannya berita ini hanya sekedar wacana saja, ia juga akan menerima dan mengikuti keputusan tersebut. Dengan harapan, pemerintah mempunyai inovasi untuk pembelajaran yang lebih efektif kedepannya.
Ia berharap jika wacana ini terlaksana, para jajaran dosen dan staff kampus telah mempersiapkannya secara optimal terutama dalam hal protokol kesehatan. Karena diketahui pula bahwa virus covid-19 ini telah beragam jenisnya.
“Dan bagi para mahasiswa yang berada diluar kota harus mempersiapkan diri. Satu atau dua bulan sebelum terlaksananya kuliah offline untuk dilakukannya karantina terlebih dahulu,” pungkasnya.