JURNALPOSMEDIA.COM– Menteri Agama Republik Indonesia Jenderal TNI (Purnawirawan) Fachrul Razi mengapresiasi pembangunan rumah moderasi yang dilakukan UIN Bandung dan sebagai pilot project. Program ini menurutnya harus ditularkan ke seluruh lembaga dan agama di Indonesia.
“Apresiasi yang tinggi kepada pembangunan rumah moderasi dan ini yang pertama, tentu harus ditularkan ke berbagai pihak terkait,” tegas Menteri Agama saat memberikan arahan dalam acara Peresmian Rumah Moderasi Beragama di Kampus Tiga UIN Bandung, Cileunyi Kabupaten Bandung, Selasa (26/11/2019)
Menteri Agama pun mengingatkan bahwa yang harus dimoderasi bukan agamanya, tapi cara beragama yang dilakukan penganutnya.
“Jadi saya ingin ingatkan sekali lagi bahwa yang dilakukan kita adalah memoderasi cara beragama, bukan memoderasi agama. Karena agama sudah moderat, Islam sudah sangat moderat, rahmatan lil ‘alamiin,” tegasnya.
Lebih lanjut Menteri Agama pun menegaskan bahwa konsep moderasi tidak hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua penganut agama mengingat potensi perpecahan itu ada disemua agama.
“Tentu saja semua agama, penganutnya, pasti meyakini bahwa agamanya benar, itu harus dihormati. Hanya saja dalam kehidupan sosial bersama, bagaimana kita rukun, menjaga NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Undang Undang Dasar 1945,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Agama juga mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi garda terdepan dalam mengembangkan sikap moderat. Para ASN pun harus disiplin dalam bertugas dan penguatan wawasan kebangsaan serta tidak menjadi pengembang benih-benih radikalisme.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Bandung, Mahmud menyatakan bahwa pihaknya menjadi yang pertama meresmikan rumah moderasi dari 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia.
“Di kampus tiga ini, di rumah moderasi, kami akan mendidik dan melahirkan sarjana ulama zaman now. Dengan kapasitas hafizh, menguasai teknologi, memahami Al-Qur’an, serta berwawasan moderat dan cinta NKRI. Mendukung terwujudnya negeri Indonesia yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghafuur,” ujarnya.
Diresmikannya Rumah Moderasi oleh UIN Bandung diharapkan membawa banyak perubahan. Terutama dalam menguatkan moderasi di masyarakat. Rumah moderasi ini juga ke depannya akan menjadi pusat pelatihan moderasi beragama bagi dosen agama di Perguruan Tinggi Umum, guru-guru PAI, para penyuluh dan dai.
Rumah Moderasi pun akan menjadi pusat analisis strategis penerapan moderasi beragama di masyarakat, menjadi pusat penelitian dan informasi moderasi beragama.
UIN Bandung, tegas Rektor, akan mendorong para dai, mubalig, penyuluh, guru agama dan berbagai profesi lainnya, para alumni sebagai kekuatan untuk menguatkan moderasi beragama. Bahkan di program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) kini ada laboratorium PAI moderasi.
“Menjadi lembaga yang menjadi solusi bagi NKRI yang kita cintai, itulah tekad kami,” tegas Guru Besar Sosiologi Pendidikan tersebut.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan bahwa UIN Bandung merupakan satu dari 7 PTKIN yang institusinya terakreditasi A. Memiliki mahasiswa sebanyak 26 ribu orang yang menempati tiga kampus.
“Yang diresmikan saat ini merupakan bantuan dari Kementerian PUPR. Di sebelah ada bangunan hasil kerjasama dengan Pemprov Jabar dan Pemda Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Bagi UIN Bandung, moderasi beragama merupakan out put dan outcome dari visi dan misi UIN Bandung. Moderasi beragama di UIN Bandung merupakan bentuk kehadiran negara di masyarakat melalui lembaga pendidikan Islam.
“Moderasi beragama di UIN Bandung merupakan bentuk penghadiran kembali sistem nilai masyarakat Jawa Barat, Sunda dengan tradisi silih asah, silih asih, silih asuh,” katanya.
UIN Bandung juga telah menginisiasi deklarasi moderasi beragama pada tahun yang diikuti para pimpinan PTKIN se-Indonesia. Menjadikan moderasi beragama sebagai tema utama penelitian dosen dan mahasiswa, sebagai ruh kurikulum. Selain itu, menyelenggarakan KKN dan pengabdian kepada masyarakat berbasis moderasi beragama melalui tema religious moderation in society. Juga membina masyarakat untuk terus mengembangkan toleransi sebagai laboratorium lapangan bagi penerapan moderasi beragama di masyarakat.
Sumber: Rilis Humas UIN Bandung