Wed, 29 October 2025

Terbang di Ketinggian 424 Meter, Paralayang Gunung Panten Tawarkan Adrenalin dan Keindahan

Reporter: KAYLA NABILA SHEVA/MAGANG | Redaktur: TSANIYA ZAHIRAH SHAFA | Dibaca 447 kali

Mon, 26 May 2025
(Sumber foto : Kayla Nabila Sheva/Magang)

JURNALPOSMEDIA.COM – Bayangkan Anda melayang di udara, terbawa angin sejuk pegunungan, dari ketinggian 424 meter di atas permukaan laut. Di bawah sana, hamparan Kota Majalengka menyuguhkan panorama yang memesona, seolah menjadi karpet alam yang membentang luas. Sensasi inilah yang ditawarkan oleh wisata ‘Paralayang Gunung Panten’ sebuah destinasi yang memadukan adrenalin dan keindahan alam dalam satu paket pengalaman yang tak terlupakan.

Lokasi ini terletak di Kelurahan Munjul, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Berjarak hanya 8,3 kilometer dari pusat kota  dengan memakan waktu sekitar 22 menit perjalanan.

Untuk memasuki kawasan wisata Paralayang Gunung Panten, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp10.000 per orang, lalu biaya parkir Rp5.000 bagi kendaraan motor dan Rp10.000  bagi kendaraan mobil, serta tambahan biaya jika ingin melakukan paralayang dengan didampingi pilot profesional mulai dari Rp450.000.

Waktu terbaik untuk mengunjungi wisata ini adalah pada bulan Oktober dan November. Saat itu, cuaca cenderung cerah dan angin berhembus stabil, menciptakan kondisi ideal untuk terbang.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu pengelola paralayang di Gunung Panten, Memed. Ia menegaskan pentingnya memperhatikan cuaca dan arah angin dalam aktivitas ini.

“Paralayang ‘kan tergantung arah angin dan cuaca. Kalau anginnya besar atau cuaca hujan, ya nggak bisa terbang karena berbahaya,” ujarnya saat diwawancarai, Sabtu (24/5/2025).

Tak hanya menawarkan wisata petualangan, keberadaan Gunung Panten sebagai destinasi paralayang juga menjadi wujud keberhasilan kolaborasi komunitas lokal, termasuk pemuda karang taruna, perangkat desa, dan komunitas masyarakat lainnya.

Pengelolaan kawasan ini melibatkan berbagai pihak, yaitu dua wilayah Kelurahan Majalengka dan Kelurahan Munjul, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidamukti.

“Kita diajak kerja bareng, dari pemuda karang, BUMDes, dan warga Munjul juga terlibat. Misalnya parkir di bawah itu dikelola oleh BUMDes Desa Sidamukti,” ungkap Memed.

Salah satu pengunjung, Azka Aulia mengaku, pesona Gunung Panten bukan hanya soal paralayang, meski tidak mencoba terbang, suasana yang ditawarkan cukup untuk membuatnya betah berlama-lama.

“Tempatnya bagus banget, bisa lihat pemandangan Kota Majalengka yang indah. Udaranya juga sejuk, cocok banget buat refreshing. Fasilitasnya juga oke, ada tempat duduk, spot foto, sama warung-warung kecil buat jajan. Cocok untuk semua kalangan,” tuturnya.

Namun, ia mencatat satu hal yang perlu dibenahi, akses jalan menuju lokasi wisata Paralayang Gunung Panten masih terbilang belum memadai.

“Jalannya cukup curam dan banyak lubang, perlu diperbaiki biar lebih nyaman,” katanya.

Gunung Panten kini tak sekadar menjadi titik take off bagi para pegiat paralayang yang telah menjelma menjadi simbol kebersamaan, inovasi desa, dan keberanian masyarakat untuk mengelola potensi lokal dengan cara yang kreatif dan ramah lingkungan.

Bagi yang belum mencoba, inilah saat yang tepat untuk terbang dan menyaksikan Majalengka dari sudut pandang langit, sudut pandang yang mungkin akan mengubah cara Anda melihat keindahan Indonesia.

Bagikan :
Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Terlama
Terbaru Suara Banyak
Inline Feedbacks
View all comments