JURNALPOSMEDIA.COM- Masalah sampah di Pasar Induk Gedebage seolah menjadi hal yang krusial dan tak ada habisnya. Pasalnya, tumpukan sampah dapat dijumpai disekitar lapak pedagang sehingga mengganggu aktivitas dan menimbulkan bau tidak sedap. Ketika dikunjungi Jurnalposmedia, jalanan pasar didominasi oleh sampah dengan kondisi becek di beberapa titik, Selasa (14/11/2017).
Berdasarkan penuturan salah satu pedagang sayur Muhammad Abdul Yamin (65), setiap lapak sebenarnya telah disediakan tempat sampah. Namun, jumlah petugas kebersihan tidak sebanding dengan produksi sampah yang dihasilkan pedagang tiap harinya. Sehingga, sering terjadi keterlambatan pengangkutan sampah.
“Pelayanan petugas kebersihan sangat jauh dari harapan. Kalau pedagang tidak memberi uang tembak, sampah tidak akan diangkut. Mereka baru mau mengangkut jika sudah diberi uang retribusi sebesar tiga ribu rupiah,” ujarnya.
Hal lain disebutkan oleh petugas kebersihan pasar Abdul Aziz, menurutnya keterlambatan pengangkutan sampah disebabkan oleh kurangnya kendaraan pengangkut. Petugas yang berjumlah 14 orang sudah diberi jalur pengangkutan sampah masing-masing dan sampah mulai diangkut dari pukul lima pagi untuk selanjutnya dibawa ke TPS Pasar Induk Gedebage.
Namun, PD Kebersihan Kota Bandung hanya menyediakan dua unit truk pengangkut sampah dari TPS Pasar Induk Gedebage ke TPA Sarimukti. Sehingga belum habis sampah di TPS diangkut, timbunan sampah kembali datang. Jika kendaraan pengangkut ditambah, setidaknya sampah akan sedikit berkurang.
Baik petugas kebersihan maupun pedagang mengharapkan adanya tindak lanjut atau perhatian minimal dari Kepala Pengelola Pasar Induk Gedebage agar sesekali meninjau kondisi pasar, melakukan reshuffle terhadap pola penataan pasar, serta turut menangani masalah sampah yang menjadi keluhan banyak pihak. Dengan demikian, sebutan ‘pasar induk’ pada Pasar Induk Gedebage dapat terpenuhi sesuai dengan standar pasar tradisional pada umumnya.