Mon, 4 December 2023

Mencicipi Nasi Liwet Sambil Nikmati Pemandangan Tambak Ikan

Reporter: Haekal Tazzaka | Redaktur: Ghina Tsuroya  | Dibaca 168 kali

Fri, 28 May 2021
Nasi liwet
Cafe&Resto H. Ajat terdiri dari 2 lantai. Kita bisa melihat pemandangan tambak ikan di sekelilingnya. (Haekal Tazzaka/Jurnalposmedia).

JURNALPOSMEDIA.COM – Selain destinasi wisata, Kabupaten Bandung juga lekat dengan beragam destinasi kulinernya. Pilihan jenis makanan tradisional hingga modern, banyak tersaji di pinggiran jalan atau di tempat-tempat ‘tersembunyi’.

Meski libur lebaran telah usai, namun tidak ada salahnya untuk mencicipi nikmatnya nasi liwet dan ikan bakar di Cafe&Resto H. Ajat. Tidak ada yang berbeda dengan nasi liwet pada umumnya, namun restoran yang berlokasi di Cililin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung ini menawarkan view tambak ikan di sekililing resto.

Tentu saja pihak resto juga menyediakan spot untuk berswafoto dengan dibangunnya jembatan yang menghadap langsung ke arah tambak ikan.

Nasi liwet
Jembatan yang menghadap langsung ke tambak ikan di Cafe&Resto H. Ajat. (Haekal Tazzaka/Jurnalposmedia).

Meski pembangunannya baru rampung sekitar 70% karena baru dibuka 2 minggu lalu, tapi resto sudah ramai dikunjungi.

“Awalnya tidak akan dibuat restoran. Tapi banyak orang bilang, tempatnya enak untuk dijadikan tempat makan,“ ucap istri pemilik resto pada Rabu, (26/5/2021).

 

Nasi liwet

Satu paket nasi liwet untuk porsi 4 orang berisi satu katrol nasi liwet, empat ikan nila bakar, tahu, tempe, lalapan, dan tentu saja sambal, yummy! Harga untuk menu tersebut dibanderol hanya Rp135.000.

Sedangkan untuk aneka minuman jus berkisar Rp10.000 hingga Rp25.000. “Baru pertama kali ke sini. Suasananya enak, angin sepoi-sepoi ditambah menyantap paket liwet bersama keluarga. Sungguh luar biasa,“ ujar pengunjung resto, Edoh.

Cafe&Resto H. Ajat  dari arah kota Bandung berada di sebelah kiri jalan, sebelum restoran apung Napak Sancang.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments