JURNALPOSMEDIA.COM – Acahyadi atau lebih akrab dengan sapaan Yadi Karung (59) merupakan seorang pesepeda tua jarak jauh sejak tahun 2008 dan masih aktif bersepeda sampai saat ini. Ia telah mengarungi ribuan kilometer antar kota, pulau, bahkan antar negara menggunakan sepeda onthelnya.
Selain bersepeda, ia juga memiliki hobi menggambar dan melukis yang karyanya ia pajang bersama sepeda onthelnya di Jl. Braga, Bandung.
Perjalanan jauh pertama yang ia lakukan bersama onthelnya pada 2008 lalu yakni rute Bandung-Bali pada musim hujan di bulan Desember. Kemudian, pada tahun 2009 Yadi napak tilasdari Daendles Anyer Panarukan sampai Madura.
Ia lanjut mengayuh pada tahun 2010 Bandung-Lombok dan menjadi Duta Museum Konferensi Asia Afrika dalam rangkaian kunjungan wisata museum. Selain itu, ia juga membawa misi Hari Guru Nasional bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Pencapaian terbesarnya adalah ia berhasil memecahkan rekor sebagai satu-satunya orang yang berhasil menyelesaikan tur dari Sumatera sampai ke Negeri Jiran, Malaysia pada tahun 2011 lalu. Rekor terbarunya adalah Yadi berhasil menyelesaikan rute Bandung-Bali, tepatnya sampai ke Sanur pada bulan September tahun lalu. Ia bahkan pernah menjadi Duta Covid-19 dan menjadi salah satu orang pertama yang melakukan vaksinasi.
Berdiri sendiri tanpa komunitas membuatnya cukup sulit dalam mencari sponsor yang mau membantunya menyukseskan perjalannya. Ia juga mengaku tidak terlalu mengharapkan penghargaan, karena memang sebagian besar rute yang berhasil ia selesaikan merupakan keinginannya sendiri tanpa adanya permintaan dari pihak lain.
“Karena bapak berdiri sendiri dan bukan sebuah komunitas, bapak biasanya mencari sponsor sendiri, dan kalau meminta bantuan ke pemerintah itu gampang-gampang sulit ya, kecuali yang spontanitas seperti ke (Palang Merah Indonesia) PMI. Bapak bisa dengan mudah meminta bantuan ke PMI karena bapak juga suka donor darah, dan sudah 57 kali donor darah,” jelasnya saat diwawancarai Jurnalposmedia, Sabtu (13/07/2024).
Berbagai pencapaian besar yang diraihnya, ia persembahkan untuk putri-putrinya. Selain itu, menjaga persatuan Indonesia juga menjadi salah satu motivasi besarnya.
Sebagai seseorang yang menganut paham pluralisme ia yakin bahwa persatuan adalah hal yang sangat penting, terlebih Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya dan kepercayaan. Ia berharap keberagaman ini menjadi kekuatan bukan suatu permasalahan.
Saat ini, ia mengisi sebagian besar kesehariannya dengan tetap konsisten bersepeda walaupun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Saat sore jelang malam hari, biasanya ia berdiam di Jl. Braga atau di depan Museum Konferensi Asia Afrika untuk sekedar membagikan cerita inspiratifnya kepada para wisatawan, berharap ada anak muda yang termotivasi dari ceritanya.
“Mudah-mudahan ada generasi baru yang mampu lebih hebat daripada bapak khususnya di Kota Bandung yang sanggup mengayuh ribuan kilo dengan sepedanya,” harapnya sebagai penutup.