JURNALPOSMEDIA.COM – Siapa sih, yang nggak kenal sama bakso tahu siomai? Jajanan yang merupakan asli kuliner dari Kota Bandung, Jawa Barat, yang saat ini bisa kita jumpai dimana saja, salah satunya ‘Baso Tahu Siomay Podomoro’ yang berada di sekitar Kampus I UIN Bandung.
Terletak di Jl. Gg. Kujang, yang posisinya berada tepat sebelah kampus, Baso Tahu Siomay Podomoro ini menggunakan gerobak sebagai tempat berjualan, dan mulai dibuka dari pukul 09.00 pagi, hingga pukul 17.30 sore, setiap hari dari Senin-Minggu.
Bakso tahu siomai yang satu ini sudah menjadi jajanan legendaris, lho! Seperti siomai pada umumnya, Baso Tahu Siomay Podomoro ini memiliki beberapa jenis siomai, mulai dari siomai, bakso tahu, sayur kol, kentang, paria, hingga telur, dan tentu saja dibalut dengan bumbu kacang, saus, sambal, kecapnya yang khas.
Baso Tahu Siomay Podomoro ini dirintis oleh Asep Rahmat atau akrab disapa Mang Asep sejak tahun 1993 dari era IAIN hingga saat ini sudah dikenal dengan UIN. Mang Asep memilih berjualan karena merupakan profesi turun menurun dari orang tuanya.
Selain memiliki rasa yang enak, dan harga yang murah sehingga bisa dikatakan harga sedekah, karena di gempuran baso tahu siomay seporsi dengan harga Rp5.000 hanya isi 4/3, Mang Asep menjual per buah bakso tahu siomai ini dengan harga Rp1.000 saja.
Uniknya bukan hanya karena bakso tahu siomai tetap berada di harga Rp1.000 per buahnya, tapi setiap yang membeli pasti Mang Asep lebihkan satu. menurutnya ini merupakan salah satu cara sedekah ketika ia berjualan.
Padahal Mang Asep harus mengeluarkan modal Rp500.000 per-harinya, namun pendapatan yang didapat malah berbalik dengan pengeluarannya, hanya mencapai sekitar Rp320.000-300.000 itu pun masih dalam pendapatan kotor, sehingga Mang Asep tidak mendapatkan untung dari usaha ini. Tapi dengan sumringah Mang Asep menyampaikan tidak ragu.
“Mang Asep mah nggak takut rugi, karena udah dikasih wejangan sama nenek-kakek, orang tua Mang Asep dulu kalau jualan jangan takut rugi, takut nggak ada untung, gapapa Mang Asep nggak dapat untung gede, yang penting jualannya sambil berbagi “tong pelit rejeki” layanin dengan baik pembeli, buktinya Mang Asep masih bisa jualan sampe sekarang, dan rezeki yang nggak disangka-sangka itu emang benar nyatanya, tiap hari pasti ada aja rezeki nggak diduga-duga,” ungkap Mang Asep saat diwawancarai, Sabtu (24/5/25).
Kebaikan Mang Asep inilah yang membuat dagangannya tetap laris hingga saat ini dan mengundang banyak pembeli agar kembali datang kesini, menurutnya wejangan orang tua serta gurunya tidak pernah meleset dan kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan.
Sehingga pembeli pun banyak yang kembali untuk membeli bakso tahu siomai ini, salah satunya Mahasiswi Sastra Inggris, Halyatuz Zahroh yang menjadi pelanggan setia Baso Tahu Siomay Podomoro ini.
“Aku sering banget balik lagi ke sini buat beli siomay, karena selain enak, harga jualnya kayak sedekah, kaya tadi aja aku beli Rp4.000 yang harusnya empat, eh malah dikasih 6 biji, selain itu juga Mang Asep baik banget, ramah dan suka ngajak ngobrol pas beli, terus boleh ambil sendiri deh siomai-nya langsung,” ungkapnya.
Halya pun menambahkan, lol lol ia akan senang hati merekomendasikan Baso Tahu Siomay Podomoro ini kepada orang lain. Halya juga berharap untuk Baso Tahu Siomay ini ke depannya.
“Semoga kebaikan yang udah Mang Asep kasih ke orang lain, bisa kembali lagi ke Mang Asep, dan semoga dipermudah jualannya, dan semoga nanti bisa punya tempat sendiri, ujarnya.
Selain menjadi jajanan kuliner ciri khas Kota Bandung, Baso Tahu Siomay Mang Asep ini juga akan menjadi cerita tentang keunikan jajanan yang legendaris dengan harga sedekah yang pernah ada di UIN Bandung.
















