JURNALPOSMEDIA.COM – Israel dan Hamas sepakati gencatan senjata permanen pada Rabu (15/1/2024) lalu melalui konferensi pers di Doha, Qatar. Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata dimulai berlaku pada Minggu 19 Januari 2025 mendatang.
Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, menjadi mediator antara Hamas dan Israel untuk mencapai gencatan senjata permanen sesuai perjanjian perdamaian 27 Mei 2024. Hasil mediasi intensif ini menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan menghentikan serangan militer Israel ke Palestina. Konflik selama 15 bulan terakhir telah menewaskan 46 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak
Dirangkum Jurnalposmedia dari berbagai sumber, kesepakatan gencatan senjata mencakup poin-poin penting. Satu di antara poin yang paling penting adalah penghentian serangan militer dari udara selama 30 hari pertama yang dianggap bisa menjadi awal perdamaian.
Selain itu, hasil kesepakatan pada konferensi pers di Doha adalah pertukaran sandera Hamas maupun Israel dan gencatan senjata dalam upaya mewujudkan perdamaian permanen antara kedua belah pihak. Selain itu, dalam video konferensi pers disebutkan bahwa telah disepakatinya pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar untuk masyarakat Palestina di Jalur Gaza.
Mengutip dari AFP News, Pasukan Israel kemungkinan akan tetap berada dalam wilayah Palesina, tepatnya hingga 800 meter di dalam Gaza dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara. Meski pun begitu, Israel telah mengembalikan sandera termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak akan menjadi awal bagi perdamaian permanen.
Kesepakatan gencatan senjata akan berlaku dalam tiga fase. Pada fase pertama, Israel akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza, membebaskan sandera Palestina, dan membuka akses bantuan untuk Gaza. Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan bahwa rincian fase kedua dan ketiga akan diumumkan setelah fase pertama selesai.
Seluruh poin-poin yang telah disepakati akan dilaksanakan Israel dan Hamas dalam waku yang cukup lama dimulai pada Hari Ahad mendatang. Mesir, Qatar, Amerika Serikat, dan Eropa sebagai mediator utama akan memantau Israel dan Hamas selama berjalannya tiga fase yang akan segera dilaksanakan.