Sun, 24 November 2024

Iqbal Tawakal: Wawancara Adalah Seni Memahami Psikologi

Reporter: Muhammad Noor Fuad | Redaktur: Nazmi Syahida | Dibaca 550 kali

Wed, 27 February 2019
Iqbal memaparkan materi "Teknik Wawancara Laporan Mendalam" dalam kegiatan Kelas Menulis. Bertempat di Sekretariat Jurnalistik, Student Center (SC) UIN Bandung. Selasa, (26/02/2019). (Nasfati Sabrina/Jurnalposmedia)

JURNALPOSMEDIA.COM-Kelas Menulis kembali diadakan oleh Bidang Pers Himpunan Mahasiswa (HIMA) Jurnalistik UIN Bandung, di Sekretariat Jurnalistik, Student Center (SC). Pemateri diisi oleh Koordinator divisi advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Iqbal Tawakal Lazuardi Siregar dengan mengusung tema diskusi “Teknik Wawancara Laporan Mendalam”. Selasa, (26/02/2019).

Saat memaparkan materi, Iqbal menjelaskan bahwa wawancara adalah seni memahami psikologi seseorang. Menurutnya dalam kegiatan wawancara memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada narasumbernya,

“Dalam wawancara mendalami dan mendekati narasumber sangatlah penting dalam proses pra-wawancara, wawancara itu menurut saya seni memahami psikologi seseorang, jadi bagaimana kita berhadapan dengan orang-orang, “ tuturnya.

Lebih lanjut, Iqbal juga mengatakan bahwa dalam proses karya jurnalistik menulis memang menjadi senjata utama. Namun, dalam praktiknya hanya sekitar 30%, dan 70% merupakan proses mencari dan mengolah data.

Selain itu, Iqbal juga menjelaskan bahwa proses wawancara adalah bagian yang cukup sulit dalam proses membuat karya jurnalistik. Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa wawancara sebagai seni memahami psikologi seseorang tidak dapat dipelajari secara teori ataupun dikelas saja. Tetapi, harus lebih sering melakukan praktik dalam mewawancarai orang lain maupun berbincang dengan orang-orang baru.

Terdapat teknik dalam mendekati dan menghadapi orang lain untuk mendapatkan kelancaran saat wawancara. Menurutnya, dengan lebih sering berinteraksi dengan orang lain dapat membuat seorang jurnalis dapat membiasakan diri dan memahami narasumber yang akan diwawancarai.

Dalam proses wawancara juga Iqbal menjelaskan bahwa seorang jurnalis harus memiliki persiapan yang matang tentang isu yang akan di tulis. Pengumpulan data, riset dan memahami isu adalah hal yang wajib sebelum melakukan wawancara, karena menurutnya jika seorang jurnalis sudah menguasai isu yang akan diwawancarai maka ia tidak akan dibodohi oleh narasumber. Selaim itu pun, lebih siap untuk menggali fakta lebih dalam pada saat kegiatan wawancara dilakukan.

“Ketika bertemu narasumber kita harus pahami isu, kita harus riset dulu jangan sampe kita dipermalukan oleh narasumber atau jangan sampai narasumber menganggap kita tidak tahu apa-apa, itu akan sangat mempengaruhi saat wawancara” jelasnya.

Iqbal menjelaskan bahwa sebagai jurnalis jangan merasa takut untuk mewawancarai orang-orang yang memiliki jabatan atau wewenang. Menurutnya, jurnalis adalah profesi yang paling tidak ada hierarki di lapangan.

“Wartawan dapat bertemu dengan masyarakat kelas bawah sampai presiden, sehingga sebagai wartawan saat melakukan profesinya, anggaplah semua orang itu manusia, tidak melihat jabatannya tapi bobot informasinya,” tutupnya

Bagikan :
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments