Sun, 24 November 2024

Indonesian Traditional Wedding Festival 2017

Reporter: Anggi Muliawati | Redaktur: Monica Deasy Deria | Dibaca 343 kali

Sat, 14 October 2017
Salah satu koleksi busana pengantin adat Minang dari Aira Hijab Wedding by Nina Natadipura, yang dipamerkan di acara Indonesia Taditional Wedding Festival, di Bale Asri Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jum’at (13/10/2017). (Jurnalposmedia/ Anggi)
Salah satu koleksi busana pengantin adat Minang dari Aira Hijab Wedding by Nina Natadipura, yang dipamerkan di acara Indonesia Taditional Wedding Festival, di Bale Asri Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jum’at (13/10/2017). (Jurnalposmedia/ Anggi)

JURNALPOSMEDIA.COM – Alux’s Event Organizer kembali menggelar Indonesian Traditional Wedding Festival, yang berlangsung sejak 13–15 Oktober di Bale Asri Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, dari mulai pukul 10.00-21.00 WIB. Acara yang telah diselenggarakan sebanyak 6 kali ini merupakan pameran pernikahan tradisional terbesar dan termegah yang diikuti oleh berbagai vendor ternama.

Ketua Pelaksana, Haris mengatakan tujuan utama diadakannya acara tersebut untuk memudahkan calon pengantin menemukan beberapa vendor. “Karena di Bandung kan ada banyak vendor dan disini tempat berkumpul yang terbaik. Selain itu juga untuk memajukan industri lokal dan mendukung kreativitas lokal,” jelasnya saat ditemui Jurnalposmedia, Jum’at (13/10/2017).

Lebih lanjut, Haris menjelaskan perbedaan acara dari tahun ke tahun yaitu dari tampilan stage yang lebih megah dan vendor yang lebih banyak. Selain itu, acara tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan dari Vidi Aldiano dan Olla Rosa, fashion show dan tradisional dance dari Java Etnika dan Nyentrik Production.

Salah satu vendor dari Aira Wedding Hijab, Wida mengungkapkan antusiasannya terhadap acara tersebut. “Ini menjadi sarana kita untuk memperkenalkan bahwa di Bandung banyak sekali vendor-vendor wedding yang bisa mewujudkan kebutuhan dari setiap calon pengantin dan kita juga jadi bisa mempromosikan Aira Wedding kepada masyarakat.” pungkasnya.

Bagikan :

Rekomendasi

Menilik Indikator Penilaian Skor Ujian serta Masa Aktif Sertifikat Kursus TOEFA dan TOEFL JURNALPOSMEDIA.COM – Sejalan dengan kegiatan persiapan ujian Test of English for Academics (TOEFA) dan Test of English Foreign Language (TOEFL) yang di adakan oleh Language Center (LC) UIN Bandung, terdapat beberapa indikator penilaian skor ujian serta masa aktif sertifikat kursus bagi mahasiswa. Ketua LC UIN Bandung Abdul Kodir turut menjelaskan, berkenaan dengan skor nilai, setiap tahunnya akan ada beberapa perubahan kebijakan. Hal ini dipicu karena adanya cetakan baru buku Pedoman Akademik di setiap tahunnya. “Jadi kita hanya memberikan keterangan bahwa anda skornya sekian. Nanti umpan-umpannya skornya berlaku atau tidak atau misalkan kurang, maka ya, harus ujian lagi dan kalau mau ujian lagi anda gausah dari ulang harus kursus lagi,” ungkapnya kepada Jurnalposmedia, Rabu (27/7/2022). Skor dan Keuntungan yang Didapat Abdul Kodir kembali menjelaskan, mengenai minimal skor yang diraih oleh setiap mahasiswa itu berbeda-beda, hal ini bergantung pada kebijakan Fakultas dan Program Studi Prodi nya masing-masing. Sementara indikator dan standar penilaiannya dinilai dari listening, reading, dan vocabulary. “Untuk vocabulary nya kita itu ingin mahasiswa UIN itu paham dan mengenal vocab-vocab dengan istilah yang dekat dengan keislaman jadi nanti ada kaya English for islamic student jadi nanti ada vocab yang nanti dekat dengan kajian-kajian keislaman,” ungkapnya. Beralih dari tes tersebut, Abdul kembali menuturkan, para mahasiswa yang mengikuti tes dan kursus keterampilan berbahasa nantinya akan mendapatkan keuntungan berupa sertifikat kursus. “Masa aktif sertifikat tes TOEFL dan TOEFA ini hanya dua tahun, jika sudah lebih dari dua tahun maka harus tes lagi agar mendapatkan skor TOEFL yang terbaru dan sertifikatnya aktif. Sedangkan sertifikat kursus keterampilan berbahasa bisa aktif seumur hidup,” jelasnya. Tanggapan Mahasiswa Terkait Tes TOEFL dan TOEFA Kursus bahasa yang berujung dengan ujian TOAFL dan TOEFA, sebagai syarat kelulusan ini banyak mendapatkan apresiasi dari mahasiswa yang semangat untuk mengikuti kursus tersebut. Mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir (IAT), Destiana Rosyidah sangat mengapresiasi kegiatan ini. Desti juga tidak sungkan mengeluarkan kritik dan sarannya untuk program ini. “Hanya saja sertifikat yang nantinya keluar setelah ujian itu hanya bisa di pakai di kampus saja, tidak bisa di pakai untuk kepentingan di luar kampus, semisal untuk melamar beasiswa atau pekerjaan yang membutuhkan sertifikat serupa,” ungkapnya. Ia juga berharap agar dosen pembimbing kursus mulai memperhatikan kegiatan belajar mengajar (KBM) mahasiswa nya agar mendapatkan hasil maksimal dalam ujiannya. Karena masih banyak dosen pembimbing yang kurang memperhatikan KBM kursusnya. “Tidak semua dosen pembimbing kursus peduli pada mahasiswa kursusnya. Yah
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments